Lihat ke Halaman Asli

nugrahayugas

mahasiswa

Teknologi loT hadirkan perangkat nyamuk otomatis untuk pencegahan DBD

Diperbarui: 18 Januari 2025   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber:dokumen pribadi)

(sumber:dokumen pribadi)

Ancaman Demam Berdarah Demam Berdarah (DBD) yang kerap menghantui warga Dusun Sumber Watu, Desa Candi Watu, Kabupaten Mojokerto, kini mendapat perhatian serius dengan hadirnya inovasi teknologi IoT berupa perangkap nyamuk otomatis. Salah satu tempat pertama yang menerapkan perangkat ini adalah warung milik Bapak Aryak, seorang warga setempat sekaligus pemilik warung tradisional yang dikenal sebagai tempat berkumpulnya masyarakat sekitar.

Warung sederhana bernama Warung Bucan milik Bapak Aryak kini menjadi sorotan. Selain menjadi tempat bertukar cerita warga, warung ini kini berperan sebagai lokasi uji coba teknologi perangkap nyamuk otomatis berbasis Arduino dan sensor DHT11. Teknologi ini dirancang untuk mendeteksi dan mendeteksi nyamuk secara otomatis, membantu mengurangi populasi nyamuk penyebar penyakit di sekitar area tersebut.

Penerapan Teknologi di Lingkungan Desa

“Di sini, musim hujan sering jadi awal dari merebaknya kasus DBD. Banyak warga yang mengeluh tentang nyamuk di malam hari,” ujar Bapak Aryak. “Ketika ada tawaran untuk mencoba alat ini, saya langsung setuju. Apalagi warung saya sering ramai di sore dan malam hari, jadi saya ingin memastikan tempat ini aman dari nyamuk,” tambahnya.

Perangkap nyamuk otomatis ini menggunakan sensor DHT11 yang mampu mendeteksi suhu dan kelembaban lingkungan, kondisi yang ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak. Dengan Arduino sebagai otaknya, perangkat ini mengaktifkan perangkap hanya ketika parameter tertentu terpenuhi, seperti suhu di atas 25°C dan kelembapan tinggi, sehingga menghemat energi dan efisien.

Dukungan dari Warga Setempat

Warga Dusun Sumber Watu menyambut baik inovasi ini. Banyak yang berharap jebakan ini dapat mengurangi risiko DBD yang selama ini menjadi masalah kesehatan utama di desa mereka. “Kalau alat ini berhasil, kami ingin ada lebih banyak perangkat seperti ini di rumah-rumah warga,” kata Ibu Sumiati, salah satu pelanggan setia warung Bucan.

Uji Coba dan Harapan

Selama dua minggu uji coba, perangkat ini berhasil menangkap puluhan nyamuk setiap malam. “Saya terkejut, ternyata alat ini benar-benar bekerja dengan baik. Nyamuk di sekitar warung jadi jauh lebih sedikit,” ungkap Bapak Aryak sambil menunjukkan perangkat yang terpasang di sudut warungnya.

Meski masih dalam tahap awal, alat ini menjadi bukti bahwa teknologi berbasis IoT dapat diterapkan di pedesaan dengan hasil yang nyata. Inovasi ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut dan didistribusikan secara luas untuk mendukung upaya pemerintah dalam menekan angka kasus DBD.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline