Lihat ke Halaman Asli

Nugraha Wasistha

Penulis lepas

Pandemi: Kalau Saja Semua Orang Seperti Michael Jackson dan Howard Hughes

Diperbarui: 9 Maret 2021   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar dikutip dari Pinterest dan Pxhere

Sepertinya virus corona ini betah sekali menemani kita. Ibarat tamu, belum ada tanda akan segera pamit. Malah seperti sudah dianggap kita ini rumahnya sendiri.

Padahal kata pakar yang bukan kaleng-kaleng rombeng, seperti dokter Anthony Faucci misalnya, makhluk-makhluk halus ini tak akan lama keluyuran kalau semua orang disiplin. Sekedar pakai masker saja sudah membuat mereka kelabakan. Apalagi ditambah cuci tangan dan jaga jarak (hayo, siapa sudah bosan mendengar 'pesan ibu' ini?)

Tapi ya itu masalahnya. Menjalankan 3M sepertinya masih berat buat kebanyakan orang. Tidak cuma negeri kita. Negeri orang sama saja. Banyak yang mengabaikan protokol. Bahkan merasa itu bentuk penindasan, dan melawannya adalah tindakan patriotik.

Makanya kadang saya mikir, jika saja dunia dipenuhi orang seperti Michael Jackson dan Howard Hughes, mungkin pandemi ini sudah layu sebelum berkembang.

Kalau Michael Jackson kayaknya semua orang kenal. Entah pembaca dari kalangan milenial yang baru lahir waktu K-Pop sudah mengkudeta dunia musik. Kita-kita yang generasi '90-an pasti masih menganggapnya sang raja. King of Pop. Yang sudah menari seperti di bulan sebelum semua anggota BTS belajar merangkak.

Apa hubungannya raja yang sudah mangkat ini dengan corona? Justru mungkin hubungannya bakal baik-baik saja kalau almarhum masih hidup.

Soalnya dulu semua orang tahu dia suka memakai masker ke mana-mana. Alasannya mungkin terdengar aneh di jaman itu, dan baru terasa masuk akal sekarang.

Mantan bodyguard-nya yang bernama Matt Fiddes, saat diwawancarai The Sun, mengatakan Jacko memakai masker untuk mencegah ketularan virus dari orang lain. Dia yakin suatu saat orang bisa benar-benar sakit parah gara-gara virus seperti itu.

Menurut Matt, keyakinan atau kecemasan itu mungkin timbul gara-gara jadwal-nya yang gawat. Dalam satu hari dia bisa berada di empat negara yang berbeda. Dan selalu berada di pesawat dengan begitu banyak orang.

Suatu saat Matt bercanda, "Michael, kumohon lepaskan masker itu. Aku jadi senewen melihatmu terus memakainya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline