Banyaknya instansi pendidikan di Jatinangor seharusnya membuat para pemerintah setempat lebih memperhatikan kondisi kenyamanan dan keamanan, terutama kondisi jalanan.
Sebagai seorang mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad), saya merasa sangat tidak nyaman saat akan menyebrang. Zebra cross yang tepat berada di tikungan dan zebra cross lain yang acap kali tertutup pandangan.
Pembangunan tol Cisumdawu tidak membuat kendaraan-kendaraan besar berpindah haluan ke tol tersebut. Kendaraan besar, tidak adanya rambu-rambu dan lampu lalu lintas membuat saya selalu was-was.
Selain penyeberangan, trotoar sebagai tempat pejalan kaki juga masih banyak yang disalahgunakan sebagai tempat parkir angkutan kota dan tempat pedagang kaki lima. Menyeberang jalan utama untuk pergi ke kampus atau sekadar membeli makanan seperti mempertaruhkan nyawa.
Jalan utama yang sempit berkelahi dengan truk-truk bermuatan besar. Di musim penerimaan mahasiswa baru, jalanan sempit itu juga harus berdesakan dengan kendaraan pendatang.
Bukan sekali dua kali para mahasiswa mengeluhkan kondisi jalanan yang tidak ramah pejalan kaki tersebut, tapi sepertinya masih saja diabaikan. Minimnya rambu dan pengawasan membuat makin maraknya kasus kecelakaan.
Kabar usulan pembangunan jembatan penyeberangan juga sering diperbincangkan, akan tetapi sampai kini tidak pernah terealisasikan. Isu mengenai jalanan ini juga beberapa kali dimuat di media. Namun mengapa sampai saat ini tidak ada perubahan?.
Saya memohon dengan hormat kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membuat jembatan penyeberangan dan menertibkan kondisi jalan utama tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI