Kenaikan harga minyak goreng masih menjadi masalah utama bagi masyarakat. Hal ini disebabkan karena kenaikan harga tersebut di nilai terlalu tinggi. Sebelumnya harga minyak goreng masih di angka normal,namun ketersediaannya yang ada di pasaran terbilang langka. Kini minyak goreng telah banyak di pasaran, tetapi dengan harga yang selangit.
"Dampaknya bagi saya sebagai pedagang ayam geprek, kenaikan harga minyak goreng membuat keuntungan yang biasanya 100 % perporsi dari harga bahan bakunya kini hanya 50% saja. Dari 50 % ini harus dibagi bagi lagi untuk gas, bayar listrik dan biaya sewa. Paling bisa simpan keuntungan 10 - 20 % saja. Kalau sebelumnya saat minyak goreng belum naik saya bisa simpan 30 - 40%". Ucap pedagang UMKM ayam geprek.
"Pesan untuk pemerintah, tolong lebih peka lagi terhadap masyarakat kalangan bawah seperti saya pedagang kaki lima dan para pedagang lainnya yang merasa sangat berat dengan tingginya harga minyak goreng saat ini. Tolong distabilkan kembali harga minyak gorengnya agar kehidupan bisa lebih sejahtera. Dan untuk para penimbun minyak goreng, disetiap keserakahan anda, ada jeritan memilukan dari kami yang sangat membutuhkan minyak goreng. Tolong buka hati nurani anda". Sambungnya perihal kenaikan harga minyak goreng."
Semoga pemerintah dapat bergerak cepat untuk menstabilkan harga minyak goreng yg sudah melambung tinggi ini. Agar setiap kalangan masyarakat yang merasakan beratnya kenaikan harga tersebut dapat kembali membeli minyak gorengan dengan harga normal.
Demikian artikel ini saya buat bertujuan untuk tambahan nilai tugas dan UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia, semoga bermanfaat, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pengetikan.
Identitas Penulis: Nugi Wibowo Mahasiswa Aktif di Prodi Sastra Indonesia Universitas Pamulang dengan Mata Kuliah Bahasa Indonesia dan Dosen Pengampu Mata Kuliah yaitu Ibu Dwi Septiani S.Hum., M.Pd.
Instagram Penulis : bow17.id
Instagram pedagang UMKM ayam geprek: moveonsugar_sopdurianastri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H