Lihat ke Halaman Asli

Syarat Bahagia

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

“Saya akan bahagia kalau sudah memiliki rumah mewah, mobil sport, deposito 5 miliar Pak”, begitulah jawaban dari salah satu peserta seminar yang saya adakan. Peserta seminar lainnya pun juga punya kategori atau persyaratan tertentu untuk menjadi bahagia, ada yang baru bahagia apabila orang tuanya bahagia atau anaknya bahagia atau orang yang dicintainya bahagia, serta persyaratan lainnya.

Setiap orang biasanya akan memiliki persyaratan untuk bahagia, termasuk Anda tentunya. Sebelum meneruskan membaca artikel ini, coba sebutkan

Saya akan bahagia, bila ………………………………………………..

Jangan baca artikel berikut kalau Anda belum menjawab pertanyaan diatas

Saya akan bahagia, bila ………………………………………………..

Pertanyaan berikutnya yang saya ajukan kepada peserta seminar adalah, apa yang membuat Anda mudah marah atau peristiwa apa yang paling cepat membuat Anda menjadi sedih, marah, BT, dan perasaan tidak enak lainnya.

Ada peserta yang menjawab, “Saya paling cepat marah dan sedih apabila ada seseorang yang bilang saya gendut”, ada lagi peserta lain yang mengatakan “Saya paling cepat marah apabila ada karyawan  yang kalau dibilangin tidak nurut”, serta masih banyak jawaban lainnya yang sangat bervariasi sesuai dengan persyaratan marah, sedih, BT, yang telah tertanam dipikiran masing-masing.

Walaupun jawaban dari kedua pertanyaan diatas bervariasi, baik pertanyaan syarat bahagia serta syarat marah, ternyata keduanya memiliki pola yang sama kalau kita jujur menganalisanya

Kebanyakan orang memberikan syarat yang sangat berat untuk menjadi bahagia, sebaliknya memberikan syarat yang ringan untuk menjadi marah, sedih, BT, dan lainnya seingga wajarlah kalau lebih mudah marah, BT, sedih dibandingkan bahagia.

Mari kita analisa bersama

Untuk menjadi bahagia, kita memberikan syarat yang berat, yaitu harus punya rumah mewah, mobil sport, tabungan deposito dan lainnya dimana untuk mewujudkan itu semua butuh waktu, tenaga, pikiran dan lainnya, artinya tidak instan untuk diwujudkan. Ada juga syarat bahagia apabila melihat orang yang kita cintai bahagia, artinya kebahagiaan kita digantungkan kepada pihak ketiga seperti Anak, pasangan, orang tua dan lainnya. Persyaratan tersebut tidak ada yang salah, tetapi masalahnya kita tidak bisa mengontrol kebahagiaan pihak ketiga walaupun beliau anak kita, orang tua kita, atau pasangan kita sekalipun karena kita bukanlah tuan atas diri mereka tetapi kita adalah tuan atas diri kita sendiri sehingga lebih mudah mengontrol perasaan bahagia diri sendiri dibandingkan mengontrol perasaan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline