Lihat ke Halaman Asli

Psikologis Ibu Kartini Pada Surat-suratnya di Buku Duisternis Tot Licht

Diperbarui: 21 Agustus 2024   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: dokumentasi buku terkait 

Buku legenda karya pahlawan wanita Indonesia; Raden Adjeng Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang | Duisternis Tot Litch adalah salah satu karya emas dalam literatur Indonesia yang didalamnya memuat surat-surat Raden Adjeng Kartini. 

Beliau selain seorang pahlawan nasional dan pionir dalam gerakan emansipasi perempuan di Indonesia. 

Buku ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Belanda dengan judul "Duisternis Tot Licht", yang berarti 'Dari Kegelapan Menuju Cahaya' dan yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Dari perspektif psikologis, "Habis Gelap Terbitlah Terang-Duisternis Tot Litch" oleh Raden Adjeng Kartini mencerminkan perjalanan internal yang kaya, kompleks, dan penuh perjuangan dari seorang perempuan yang berada di persimpangan antara tradisi dan modernitas. 

Surat-surat Kartini ini bisa dilihat sebagai bentuk eksplorasi psikologis terhadap identitas, perjuangan batin, serta proses pencarian makna hidup dalam konteks sosial dan budaya yang membatasi kebebasan perempuan.

Kartini diposisikan sebagai individu yang menghadapi konflik batin antara tekanan budaya patriarkal dan kebutuhan mendalam untuk kebebasan, identitas, dan otonomi. 

Surat-surat Kartini mengungkapkan kondisi psikologis perempuan yang terjepit dalam struktur sosial yang membatasi perkembangan diri mereka, sambil menunjukkan proses emosional yang mereka alami dalam merespons keterbatasan ini.

Ini beberapa perspektif psikologis yang ditemukan dalam surat-surat ibu Kartini pada buku 'Habis Gelap Terbitlah Terang _ Duisternis Tot Litch'

1. Krisis Identitas

Kartini mengalami krisis identitas yang mendalam, di mana ia merasa terpecah antara perannya sebagai perempuan dalam masyarakat Jawa yang sangat patriarkal dan cita-citanya untuk mendapatkan kebebasan dan pendidikan yang lebih luas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline