Sekilas mengulik roda kehidupan salah satu dosen di kampus Bunga Bangsa Cirebon yang di tengah masa purnabaktinya mengerahkan tenaga juga fikiran mencabangkan profesi dimasa tuanya. Pak Shaleh kerap menjadi panggilan umumnya. Lahir dari keluarga yang memiliki background islami.
Kecil dahulu beliau disekolahkan di salah satu SD Junjang 2 sembari mengambil MI Islhlahul Mu'allimin Jungjang. Semasa SDnya beliau belum menunjukkan kepintaran dan kegigihan dalam pendidikannya namun pada saat SMP tepatnya di salah satu sekolah SMPN 1 Arjawinangun tepat kelulusan ia menjadi siswa berprestasi dengan menduduki urutan ke-3 terbesar nilai ujian nasional mengalahkan ratusan siswa lainnya. Dilanjut dengan SMA nya di SMAN 2 Kota Cirebon beliau aktif dalam kelas dan berhasil menjadi juara kelas.
Kepintaran yang dirasa semakin meningkat beliau memutuskan untuk mengasah dan belajar tentang pengetahuan dengan melanjutkan ke perguruan tinggi di salah satu Institut yakni IAIN Jakarta pada tahun 1988 dengan jurusan Tadris Bahasa Inggris. Kemudian melanjutkan S2nya di kampung halaman yakni IAIN Syekh Nurjati Cirebon dengan jurusan Psikologi Pendisikan pada tahun 2008. Masih dengan IAIN Cirebon beliau melanjutkan S3 dengan prodi Pendidikan Agama Islam.
Setelah lulus S1 Pak Shaleh memutuskan untuk mengajar di salah satu sekolah SMEA Sasmita Jaya Tangerang sosialisasi nya yang baik menjadikan beliau menjadi guru favorit yang disukai oleh para siswanya.
Tak lama itu, beliau melanjutkan studinya ke perguruan tinggi untuk menempuh S3nya dengan sukses. Beliau juga merupakan penulis dimana ada beberapa buku yang berhasil diterbitkan yakni;
- Korelasi antara Professionalisme Guru dan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa dengan Image Masyarakat tentang Citra Madrasah" tahun 2010 di usianya yang 41 th menjadi penerbitan pertama bukunya.
- Pendidikan Karakter di tahun 2022
- Pendidikan Multikultural Berbasis Profetik di tahun 2023.
Usianya yang terpaut tidak lagi muda, umuran sebayanya mungkin sudah beristirahat untuk menikmati kehidupan dengan secangkir kopi hangat dan kue di piringnya Pak Shaleh sebagai Dosen ia juga mengajar di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan, sembari menyempatkan waktu untuk bertausyiah sekedar menebar kebaikan dan nasihat untuk masyarakat Muslim sekitar rumahnya.
"Oh iya tau pak Shaleh emang sering neng, ceramah di tajug ini biasanya pas kliwonan abis maghrib pak Shaleh yang khutbah ceramah" Ucap Tarisin salah satu warga setempat. "Yaa Pak Shaleh sih kalo sama yang lain baik-baik aja neng ngobrol ramah tuh orangnya gampang ketawa juga" Tanggapan Tarisin tentang Pak Shaleh.
Kesibukan yang diambil oleh beliau ini patut diacungi jempol beliau masih sehat dan bugar menjalankan aktivitasnya yang banyak dan menguras tenaga di tambah beliau juga sering menjabat sebagai penghulu atau lebe yang menikahkan orang untuk menyempurnakan ibadahnya.
Dalam kesulitan selama prosesnya ia memiliki prinsip sendiri yakni DUIT alias Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal begitu respon beliau ketika ditanya mengenai mengatasi masalah dalam hidupnya. Saat ini usianya menginjak 55th beliau hanya ingin menjadi orang yang lebih baik lagi kedepannya, mapan, dan menebarkan manfaat di masa purnabaktinya.
Dengan tekad dan motivasi untuk keridhoan Allah ingin tampil menjadikan manusia yang bermanfaat untuk orang lain dan tidak menyia-nyiakan kesempatan baik datang Pak Shaleh terus upgrade diri, baik hubungan beliau dengan keluarganya, masyarakat setempat dan tentu dengan Tuhannya Allah SWT.