Lihat ke Halaman Asli

Nur Alfiana Isnaini

You are entirely up to you

Kalau Kita Cewek, Terus Kenapa?

Diperbarui: 4 Januari 2021   12:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ibu-ibu suka sibuk bicarain anak orang, giliran anaknya sendiri yang dibicarin, pada NGAMOK.

Jangan cuek bebek gitu, susah dapet cowok loh.

Yang peka dong, kan kamu perempuan.

Bajunya ketat amat, pasti bukan anak pesantren.

Anak pesantren kok keluyuran? Cewek lagi.          

Kapan nikah? Jangan tua-tua loh, ngga bagus kalo cewek nikahnya tua.

Ngapain kuliah tinggi-tinggi? Nanti laki-laki pada takut ngedeketin loh.

Ngapain kuliah jauh-jauh? Takut ngga bisa jalan-jalan bebas?

Kenapa ngga ambil jurusan yang sama kayak orangtuanya?

Well, ngga tau kenapa kata-kata kayak gitu udah jadi "custom" di kehidupan sosial dan lingkunganku. 

Dorr.. kalimat yang seringkali kita dengerin, kluar masuk kuping, dan tanpa izin pula.. kenapa aku hidup di society yang kayak gitu? Secara ngga langsung, aku sudah di banned buat ngga boleh melakukan what I like (apa yang aku suka), what I love (apa yang aku cintai), dan tentunya what I want to be (aku ingin jadi apa) and to do (apa yang ingin ku lakukan).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline