Jakarta (05/10) -- Pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ke-79, berbagai tantangan baru dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara menjadi sorotan. Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, memberikan apresiasi kepada TNI yang terus menjaga profesionalismenya di tengah perubahan zaman dan ancaman baru yang kian kompleks.
"Saat Orde Baru, TNI (saat itu ABRI) memiliki Dwifungsi yang mengizinkan mereka masuk ke ranah sipil, namun setelah reformasi, ABRI tetap menjaga kehormatan dan tidak mengambil kesempatan untuk merebut kekuasaan, seperti pada saat Presiden Gus Dur dilengserkan oleh MPR," ujar Chriswanto. Hal ini, menurutnya, menunjukkan bagaimana TNI tetap patuh pada UU No. 34 Tahun 2004 Tentang TNI yang menegaskan posisi militer dalam kerangka profesionalisme.
Dalam perspektifnya, Chriswanto menekankan bahwa peran TNI dalam mengawal empat pilar kebangsaan---Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI---masih sangat relevan. Namun, seiring dengan berkembangnya bentuk ancaman, TNI juga diharapkan dapat terus beradaptasi. "Perang asimetris, perang ekonomi, hingga ancaman serangan siber adalah tantangan baru yang perlu diantisipasi oleh TNI," ungkapnya, mencontohkan konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia seperti perang Rusia-Ukraina, di mana teknologi dan perang ekonomi menjadi bagian tak terpisahkan.
Chriswanto melihat tema peringatan HUT TNI tahun ini, "TNI Modern Bersama Rakyat Siap Mengawal Suksesi Kepemimpinan Nasional Untuk Indonesia Maju", sebagai teladan bagi seluruh elemen bangsa. "TNI tidak hanya dituntut untuk menjaga keamanan nasional, tetapi juga berperan dalam menjaga perdamaian dunia, sesuai dengan politik bebas aktif yang dianut Indonesia," imbuhnya.
Senada dengan itu, Singgih Tri Sulistiyono, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro yang juga Ketua DPP LDII, menyoroti pentingnya modernisasi teknologi dalam pertahanan negara. Menurutnya, TNI harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi militer global. "Jumlah personel besar tidak lagi cukup, karena kini operasi militer banyak dilakukan dengan alat kendali jarak jauh seperti drone," jelas Singgih.
Selain modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), Singgih juga menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan prajurit. "Kesejahteraan yang layak akan mendorong kesiapan mental dan fisik prajurit, serta memperkuat daya juang mereka dalam menjaga kedaulatan negara," pungkasnya.
Melalui HUT ke-79 ini, TNI diharapkan terus menjadi lembaga yang tangguh dan profesional dalam mengawal bangsa, baik dalam konteks pertahanan nasional maupun kontribusi pada perdamaian dunia. Modernisasi, profesionalisme, dan kesejahteraan prajurit adalah kunci untuk menghadapi tantangan masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H