Lihat ke Halaman Asli

Kidung Matahari

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik XXII Sanggar Nuun

“Kidung Matahari” The Sound of HarmonyBelakangan ini, pertanyaan kapan berakhirnya waktu sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat dunia, entah berdasarkan ramalan Suku Maya atau karena booming film 2012 produksi Hollywood yang meraup jutaan dollar dan jutaan kontroversi. Tetapi itu jualah yang membawa kami untuk sedikit memberikan jawaban bagi kami sendiri dengan mengisahkan waktu. Waktu dapat menjadi kisah, karena waktu juga dialami manusia secara nyata, dirasakan dan dimaknai adanya. Hubungan antara waktu dan keberadaan matahari yang ternyata tidak dapat dipisahkan, membawa kami kepada konsep hari, yakni konsep waktu secara sederhana yang didasarkan pada rotasi bumi itu sendiri. Bumi pun berputar menurut garis edarnya mengelilingi matahari membawa cerita dan kisah bagi manusia.Kidung Matahari bercerita tentang hari yang didasarkan pada kehadiran matahari, yakni hari yang dimulai dari terbitnya fajar hingga berakhirnya malam. Disini Kidung Matahari juga berarti suatu perjalanan yang mencari nuansa musikal dan harmoni di setiap bagiannya, mulai dari semburat fajar, semangat pagi, panas tengah hari, senjakala, hingga hening dan gulita malam. Perjalanan pun ternyata harus berakhir dan Kidung Matahari menutupnya dengan sebuah kesaksian akan adanya akhir hari, melalui sebuah realitas, bahwa matahari ternyata tidak terbit dari timur, namun bumilah yang berotasi dan menjadikan siang dan malam!.`Kidung Matahari The Sound of Harmony` adalah Produksi Musik XVII Sanggar Nuun Jogjakarta yang berangkat pengalaman sehari-hari tentang waktu kemudian ditulis menjadi naskah oleh Mustain Ahmad dan kemudian diadaptasi dalam bentuk musik oleh M Nur Arifin bersama Sanggar Nuun. Produksi musik ini oleh Sanggar Nuun akan dikemas dengan medium musik kreatif akulturatif yang memadupadankan antara musik etnik dan musik kontemporer, baik dari segi alat, aliran, genre dan idealis musik. Pementasan `Kidung Matahari The Sound of Harmony` akan dilaksanakan di dua kota yakni Bandung pada tanggal 27 April 2010 bertempat di Saung Angklung Udjo, dan Jogjakarta pada tanggal 10 Mei 2010 di Gedung Teater Lembaga Indonesia Perancis (LIP). Pementasan ini juga akan di sajikan secara kolaborasi dengan 8 komposisi musik, 6 musikalisasi dan pembacaan puisi, 3 lagu, paduan suara oleh Gita Savana dan 2 tembang jawa serta performance art. Sehingga pada akhirnya “Kidung Matahari The Sound of Harmony” ini bukan dimaksudkan sebagai hiburan belaka, tetapi juga diharapkan dapat menjadi sarana untuk mendekatkan kembali masyarakat pada akar kebudayaan tradisi. Klik Juga http://www.angklung-udjo.co.id/news/kidung-matahari-musical-concert/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline