Lihat ke Halaman Asli

Firasat Malam Tahun Baru

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama tidak bertemu dengan teman yang satu ini, hampir satu tahun. Karena saya sedang berada di Temanggung dalam rangka Roadshow Dongeng Keliling Kak Sidik maka saya mengiyakan ajakannya untuk untuk bertemu di Semarang di tanggal 31 Desember 2013. Kebetulan agenda dongeng di hari itu hanya ada pada pagi hari.

Hari di tanggal 31 Desember dimulai dengan gerimis, tapi tim dongeng Kak Sidik harus semangat, apalagi katanya kedatangan dongeng Kak Sidik sudah ditunggu di SDN. Karangtejo, Temanggung. Acara dongeng kemudian pun berlangsung luar biasa karena antusias dari siswa SDN. Karangtejo, melihat tawa mereka, celotehan mereka, dan ekspresi puas di mata mereka.

Harusnya acara dongeng Kak Sidik selesai sampai acara mendongeng anak, namun karena respon yang luar biasa pada acara dongeng, maka pihak sekolah pun mau Kak Sidik mengadakan workshop tambahan untuk para guru di SDN. Karangtejo agar bisa mendongeng. Sesuatu yang diluar prediksi, apalagi bagi saya tentunya ini akan memundurkan jadwal kepergian saya ke Semarang.

Akhirnya acara selesai pada jam 12 siang masih dengan guyuran hujan. Saya pun bersiap untuk menuju Semarang. Sebenarnya dari semalam saya merasa agak lelah sehingga ingin rasanya membatalkan rencana untuk bertemu dengan Mbak Era di Semarang, tapi karena sudah janji maka rasa lelah saya abaikan.

Di tempat kami menginap di Temanggung, entah kenapa Kak Sidik jadi kompor untuk membatalkan rencana saya ke Semarang, ditimpali oleh Pakde supir. Mereka kompak berduet maut, pokoknya Duo Maya kalah deh. “Udah nggak usah berangkat, malam tahun baru lho ini macet.”. “Masih hujan tuh.”, “Ya berangkat jam segini sampainya kapan”, dan kalimat kompor-kompor lainnya.

Tapi lagi-lagi karena saya sudah janji dengan Mbak Era, maka saya pun berangkat dengan menggunakan bus ke Semarang. Sendirian saya mengarungi jalan menuju Semarang, beberapa terminal saya lewati, perkebunan karet juga saya temui. Rencananya Mbak Era akan menjemput saya di Banyumanik. Tidak saya sangka perjalanan menempuh waktu yang lumayan lama, prediksi akan sampai dalam waktu dua jam, tapi ini sampai tiga jam, hal ini dimaklumi karena jalanan dipadati oleh orang-orang yang nanti malam akan menghabiskan malah tahun barunya dengan berada di pusat keramaian. Jalanan yang saya lalui lumayan padat, meskipun tidak pakai merayap.

Ketika sampai di Banyumanik, saya menelepon Mbak Era. Ternyata Mbak Era dan teman-temannya sudah menunggu di Simpang Lima, Semarang. Karena satu dan lain hal maka saya disuruh naik angkutan lagi ke arah Simpang Lima, atau tidak harus menuju Simpang Lima tapi nanti dijemput di Bangkong.

Entah ya, tiba-tiba saya merasa pusing dan malas untuk melangkahkan kaki kembali mencari angkutan umum menuju kesana. Bukannya manja bahwa saya sebenarnya ingin dijemput di Banyumanik sesuai dengan kesepakatan, toh saya sudah terbiasa dengan solo traveling, dan naik angkutan-angkutan umum untuk menuju tempat destinasi. Tapi entah sekali lagi saya malas menuju kesana. Membayangkan saja bikin saya merasa sudah sangat lelah apalagi menjalankannya.

Sempat galau antara terus melanjutkan perjalanan, atau pulang. Dan opsi yang saya pilih adalah pulang. Dengan bantuan tukang ojek dan tukang parkir saya mendapatkan bus yang akan membawa kembali ke Temanggung.

Sampai di dalam bus, sempat sedih juga karena saya menghilangkan kesempatan silaturahmi dengan Mbak Era dan teman-teman disana. Tapi entah kenapa, perasaan was-was yang tadi sempat mendera dari awal perjalanan bahkan dari malam, hilang seketika. Berarti memang saya harus pulang dan tidak kemana-mana di malam tahun baru.

Khawatir ketika saya melanjutkan perjalanan malah akan terjadi apa-apa. Dan memang sudah kejadian, uang saya hilang. Uang yang ada di dalam tas saya pindahkan ke dalam saku jaket, namun sepertinya jatuh saat uang tersebut belum sampai saku jaket, karena di saku jaket saya hanya ada uang yang dari awal saya bawa.

Hari ini saya hanya mengukur jalan dari Temanggung-Banyumanik-Temanggung, mencatat berapa banyak terminal yang saya lewati.

Terkadang firasat memang ada, namun kita saja yang tidak sadar.

Mungkin Allah menghendaki saya malam ini bermuhasabah diri saja di pergantian tahun, dibanding berkumpul dengan teman-teman

Nb:Catatan mengenai Roadshow Dongeng Keliling Kak Sidik selama 10 hari di Jawa saya tulis juga di Kompasiana, sekalian belajar menulis :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline