Saya selalu mengikuti pidato Pak Prabowo Subianto,presiden terpilih, terhadap hilirisasi. Beliau berjanji akan meneruskannya. Artinya Indonesia tidak akan mengeksport bijih mineral (bahan mentah), lebih baik membangun smelter lebih banyak.
Smelter menjadi penting, karena selama ini Indonesia menjual bijih mineral (bahan mentah)ke negara lain. Apa yang dimaksud dengan smelter. Smelter adalah fasilitas industri yang berfungsi untuk melelehkan dan mengolah bijih logam menjadi logam murni. Proses ini mencakup penghilangan unsur-unsur yang tidak diinginkan dari bijih, sehingga menghasilkan logam yang siap digunakan untuk berbagai keperluan. Umumnya, smelter digunakan untuk logam seperti tembaga, timbal, seng, dan emas.
Namun tidak itu saja, bijih mineral bisa jadi ada uranium maupun Thorium. Thorium adalah radioaktif dan sangat mahal, Indonesia membutuhkan bahan ini untuk bahan bakar PLTN. Diandingkan dengan uranium, Thorium memeiliki beberapa kelebihan. Kelebihan itu antara lain:
Pertama, Sumber yang Melimpah: Torium lebih melimpah di alam dibandingkan uranium, sehingga dapat menjadi sumber energi yang lebih berkelanjutan.
Kedua, Keamanan: Reaksi nuklir torium lebih aman karena tidak dapat digunakan untuk senjata nuklir dan memiliki risiko lebih rendah terhadap kecelakaan nuklir.
Ketiga, Pengelolaan Limbah: Limbah radioaktif dari torium memiliki waktu paruh yang lebih pendek dibandingkan limbah dari uranium, sehingga lebih cepat menurun tingkat radioaktivitasnya.
Keempat, Efisiensi Energi: Torium dapat digunakan dalam reaktor jenis tertentu (seperti reaktor generasi IV) yang lebih efisien dalam menghasilkan energi.
Kelima, Emisi Karbon Rendah: Penggunaan torium sebagai bahan bakar nuklir menghasilkan emisi karbon yang sangat rendah, mendukung upaya pengurangan perubahan iklim.
Keenam, Pengurangan Neutron: Torium dapat memproduksi lebih sedikit neutron yang berbahaya, mengurangi risiko reaksi berantai yang tidak terkendali.
Ketujuh, Kemampuan Dikonversi: Torium dapat diubah menjadi uranium-233, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir, memberikan fleksibilitas dalam penggunaannya.