Lihat ke Halaman Asli

LOMBOKios

menjual ide, mencari pahala.

Universitas Hamzanwadi Asaku- Cuplikan KAT Lombok#2

Diperbarui: 14 Oktober 2016   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Sejak dari kejadian itu, Laju bukan Laju yang semangat menggunakan pakain putih Abu-abu. Laju lemah mencari hikmah. Laju terperangkap dalam musibah. Laju galau terpacu maju. Laju bimbang tak lagi berfikir matang. Antih sang khaddam ikut pula bingung.

Maklum dia belum di training. Masih dengan jiwa lugunya,seperti semasa pihaknya belum transit ke alam ghaib. Antih juga pada posisinya sedang membaca siapa Laju yang sedang galau tentang jati dirinya.

“Ayah. Siapa Ayahku?

“Ibu. Siapa Ibu?. Pikirannya menerawang menjelajahi angkasa.

Sehabis dari rental Warnet, Laju bingung mau kemana. Lajuteringat pemuda misterius itu. Namun ingatannya sirna karena fokus dengan masalah.

“Ya Allah, dimana hamba tidur malam ini.”gumamnya sendiri. Laju ingat Masjid. Tapi mungkinkah dalam keadaan seksi seperti ini,”pikirnyalagi.

“Ah…Allah maha mengerti,”Laju Optimis.  

Laju berjalan lagi. Waktu sudah menunjukkan jam 10 malam.Pancor sudah mulai sepi. Toko dan ruko ditatapnya satu-satu.

“Apa iya, aku berjalan di pinggir jalan,”renungnya.

Khawatir dicurigai orang, Laju kemudian memasuki komplek Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Pancor,sebuah perguruan yang dikenalnya sebagai warisan pahlawan Indonesia yang terlupakan. Ulamaq yang dikenalnya mampu merestorasi peradaban Lombok yang pernah dikunjungi para penjajah. Hingga tahap demi tahap warga Lombok mampu keluar dari belenggu pembodohan. Harapan Laju memasuki komplek Yayasan yang didirikan Maulanasyaikh TGKH. Zainudin Abdul Majid ; hanya satu, yaitu agar orang-orang mengira bahwa Ia adalah Santri. Padahal Ia sedang berpakaian seksi. 

Dalam perjalanannya, Laju mendengar dendang musik dari para mahasiswa Program Studi Seni Drama,Tari & Musik STKIP Hamzanwadi Pancor, yang aktif berlatih setiap malam. Mendengar lagu itu, Laju teringat bakatnya dan terakhir Ia mendendangkan tentang Ayah dibendungan Pandan Dure.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline