Lihat ke Halaman Asli

Perselingkuhan Muncul dari Faktor Genetik, Emang Iya?

Diperbarui: 18 Juli 2023   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar perselingkuhan (Sumber: https://images.app.goo.gl/yqHDsDUyaoyvXjYK9)

Akhir-akhir ini banyak publik figur Tanah Air yang terjerat skandal perselingkuhan. Contohnya, dugaan perselingkuhan yang dilakukan oleh Syahnaz dengan aktor Rendy Kjaernett. Hal ini terungkap setelah Lady Nayoan, istri sah Rendy mengunggah sederet bukti perselingkuhan keduanya  melalui unggahan di Instagram.

Perselingkuhan dapat dipicu dari faktor interaksi yang kompleks antara faktor genetik, faktor lingkungan, dan faktor psikologis. Faktor lingkungan memainkan peran penting dalam perilaku perselingkuhan. Kualitas hubungan, kepuasan dalam hubungan, faktor sosial, budaya, dan teman mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk terlibat dalam perselingkuhan. Selain itu, faktor psikologis seperti kepuasan diri, tingkat kepercayaan diri, pengendalian impuls, dan pandangan individu terhadap komitmen dan moralitas juga berkontribusi terhadap kecenderungan untuk terlibat dalam perselingkuhan.

Perselingkuhan merupakan perilaku di mana seseorang yang sudah berkomitmen dalam suatu hubungan romantis atau pernikahan terlibat secara emosional atau seksual dengan orang lain di luar hubungan tersebut. Nah ternyata, banyak orang belum mengetahui bahwa genetik itu ada pengaruhnya dengan sikap seseorang. Faktor genetik gen DRD4 (Dopamine Receptor D4), telah menjadi subjek penelitian dalam memahami kemungkinan korelasi antara faktor genetik dan kecenderungan seseorang untuk terlibat dalam perselingkuhan.

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh PLOS One, gen DRD4 merupakan gen yang terletak dalam kromosom 11 pada manusia. Penelitian awal menunjukkan bahwa variasi genetik dalam gen DRD4 dapat berhubungan dengan perilaku seksual dan kecenderungan untuk terlibat dalam perselingkuhan. Salah satu variasi genetik yang paling terkenal dalam gen DRD4 adalah polimorfisme VNTR (Variable Number Tandem Repeat), yang melibatkan pengulangan sejumlah nukleotida tertentu dalam DNA.

Beberapa penelitian lain telah menemukan bahwa individu dengan polimorfisme VNTR DRD4 yang lebih panjang, biasanya memiliki lebih banyak pengulangan nukleotida dalam VNTR, memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk perilaku seksual yang impulsif, pencarian sensasi, dan ketidaksetiaan dalam hubungan romantis. VNTR DRD4 yang lebih panjang dihubungkan dengan variasi dalam aktivitas dopamin dalam otak, karena gen DRD4 mengodekan reseptor dopamin D4 yang terlibat dalam regulasi respons terhadap hadiah dan motivasi.

Dalam studi tentang perselingkuhan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami peran yang tepat dari faktor genetik, termasuk gen DRD4, dalam pengaturan perilaku perselingkuhan. Penting untuk diingat bahwa faktor genetik tidak menentukan perilaku secara pasti, tetapi mungkin mempengaruhi kecenderungan atau rentang perilaku individu.

Menurut penulis, perselingkuhan adalah perilaku kompleks yang melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan, dan faktor psikologis. Gen DRD4, khususnya polimorfisme VNTR DRD4. Namun, perselingkuhan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor psikologis lainnya. Oleh karena itu, penjelasan tentang perselingkuhan harus memperhatikan interaksi yang kompleks antara faktor-faktor tersebut.

“Seumur hidup terlalu lama untuk dihabiskan dengan orang yang salah. Lebih baik terlambat menikah daripada salah memilih pasangan.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline