Sejak awal
aku bukan seseorang
Aku pikiran
yang menghujam hipokampusmu
tanpa ampunan
Mengendap datang di tengah malam
dan berdiri hingga pagi bersaksi
menunggumu bunuh diri
Para arogan
barangkali mampu
menyayat ragaku berkali-kali
Tanpa mereka pahami aku abadi
di setiap sendi pertanyaan
dan jantung jawaban
aku mengekal
brutal
Liar berkelana tanpa batasan
daging dan tulang
hanya kata
kata
Aku pikiran,
tidak perlu nisan atau kuburan
Aku pikiran,
yang kebal dari belati si tuan putri
Aku pikiran,
membisu, membatu, lalu menderu
dan anti-peluru,
camkan itu.
Vi veri veniversum vivus vici!
***
N. Setia Pertiwi