Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Cinta yang Lelah Mencari Masalah

Diperbarui: 3 Oktober 2018   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay

Awan semakin tidak sabar. Kita bersisian selama tujuh jam dan saling melempar diam. Kata-kata kita hanya akan membangunkan badai. Cinta yang terlalu lelah untuk mengalah pada kata andai.

Aku menggumam, kamu enggan peduli bahwa langit itu hitam. Dan kita, cuma segumpal ruang hampa yang terlalu bebal. Sementara radio, menara, serta pesan-pesan, menumbuhkan ekor yang menjalar-jalar seperti ular.

Bagaimana cara yang benar untuk merindu? 

Hanya rerumputan yang memahami hangat tubuhmu. Lalu angin membelaiku lebih dulu dari tanganmu. Di antara kita, ada belukar yang menghalangi cinta untuk memasuki persemayaman luka.

Kita berangan-angan, tapi melupakan waktu yang mati di perbatasan.

Dapatkah kita menawar penderitaan? Menggugat larik-larik yang mengeluhkan aksara. Tersesat pada beda-beda yang cuma nama.

Serius sedikit.

Aku ingin pulang ke hatimu, apakah punya alamat baru?

***

Cimahi, 03 Oktober 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline