Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Embrio

Diperbarui: 15 September 2018   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay

Kamu sebentuk cinta sebelum ada. Dari hari yang terlalu pagi untuk secangkir kopi dicampur lima sendok gula. Lingkup dimensi hening tanpa ruang, massa, dan segala rekayasa. Kamu kabut, yang menggiring aku dan dia ke belantara samudera.

Benarkah satu-satunya kita adalah Dia? 

Kamu seharusnya ingat itu lebih dari siapapun juga. Tentang ramuan pelupa yang membuatmu tuli bahasa, maafkan aku karena harus membuatkannya. Nanti, dunia akan meradang ketika kita sedikit khilaf. Kamu tahu, hanya Dia kenyamanan yang tangguh memberi maaf.

Kini, kita rasakan saja yang tergapai seujung jemari. Ketika kamu telah membentuk dirimu sendiri, batas tipis membuat kita dua orang berbeda yang bicara melalui denyut jantung.

Sungguh, aku tidak pernah ragu,

perihal mencintaimu.

Kamu yang berada di dalam diriku, tetaplah kuat sampai tuntas semua rindu.

Padang ilalang dan bintang-bintang,

menantimu datang.

***

Cimahi, 10 Agustus 2016

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline