Cerita ini merupakan fragmen keempat dalam omnibus Tenggelam di Langit. Bacalah cerita sebelumnya untuk memahami semesta mereka secara lebih utuh.
***
Fragmen 4. 344 Meter per Sekon
(Semesta dalam persektif orang ketiga)
Kumandang azan, lonceng gereja, dan doa-doa menjadi suara yang paling sunyi di sini. Orang-orang menolak pertolongan dan bersikeras mengandalkan tenaganya sendiri. Mereka merindukan rumah, tapi melupakan jalan pulang. Udara yang lebih renggang dari biasa, memperlambat getar suara untuk sampai di telinga. Sedangkan hati, sulit dijangkau oleh sekadar bunyi.
"Sebentar, Pak. Tanggung, tinggal sedikit."
"Duluan saja, Pak."