Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Cerita Pura-pura

Diperbarui: 11 September 2018   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pixabay

Kamu suka mendengar cerita, tapi aku tidak bilang apa-apa.

***

Aku seperti buku yang kamu baca dari halaman dua puluh satu. Hanya ada rasa dan kata-kata tidak berguna. Anggap saja mereka pura-pura jadi cerita. Karena aku senang mengajakmu bercanda. Bukan, aku suka melihatmu tertawa.

Kamu tahu, aku ini cuma tipuan dari layar telepon genggam. Tempat berkumpul orang-orang yang mudah bosan. Di sini, perasaan dan kenyataan menjadi hal-hal yang sulit ditemukan. Banyak sekali melankolis amatiran menjadikan hujan dan embun pagi sebagai jati diri. Kamu tidak perlu terpana, atau malah ikut-ikutan. Kamu sudah manis, tanpa perlu mencoba dramatis.

Kelak, kamu akan mengerti bahwa aku tidak sendiri. Aku perempuan malang yang menggandeng luka di kedua tangan. Terburu-buru dikejar masa lalu seperti ombak yang bergulungan.

Sementara kamu sibuk dengan harapan palsu, aku masih suntuk menjadi hantu.

***

Cimahi, 11 Juli 2016




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline