Era digital melimpahi kita dengan startup yang bagian besarnya digawangi oleh gen Y. Membidik generasi milenial, mereka tahu bagaimana taktik jitu menggaet pasar. Praktis, mudah, dan kekinian, menjadi nilai jual. Setiap startup begitu lihai menyiapkan vibe dan hype demi mendapatkan konsumen loyal yang sebagiannya, kadung adiksi.
Efek positif dan negatif jadi persepsi yang subjektif. Perekonomian membaik bagi mereka yang mampu rileks menikmati arus perubahan. Sementara yang tidak, terpaksa rela mengucapkan selamat jalan, perlahan-lahan.
Tak perlu lagi penjabaran panjang lebar, kita pernah sama-sama menyaksikan kericuhan ojek pangkalan dan ojek online berebut lahan. Hasilnya, di samping faktor keprihatinan driver dan keterampilan teknis, kelihaian dalam memuaskan konsumen menjadi garda depan dalam pertempuran. Ojek online, atau lebih tepatnya perusahaan ojek online masih kokoh berdiri dan tak henti merampungkan inovasi.
Ojek pangkalan yang belum sanggup membarui kendaraan dan gagap menggunakan gawai, terpinggirkan. Sebagian di antaranya, melampiaskan kekesalan dengan satu-satunya cara yang terlintas di kepala. Insting purbanya berkata, jika tak mampu menaiki tangga, jatuhkan saja tangganya. Rupanya, khotbah tentang rezeki-tidak-akan-pernah-tertukar tidak mempan untuk menghibur gerombolan vandal.
Tapi ... tunggu.
Bukankah sharing economy hadir sebagai solusi? Bagaimana agar basis teknologi yang catchy, tidak menjadi predator bagi para "petahana" konvensional?
Tidak hanya kebijaksanaan generasi lama dalam menerima intervensi teknologi, startup yang hadir sebagai "anak baru" pun harus tampil lebih ramah lagi.
Gambaran cukup jelas, dapat kita tengok dalam model bisnis rental mobil berbasis teknologi. Salah satunya, marketplace rental mobil online, Joorney. Menerapkan sharing economy atau ekonomi berbagi, platform semacam ini memberi kita tontonan bagaimana periode virtual tengah berjalan.
Jika kita mengulik Joorney, gaung kehadiran mereka dalam ranah bisnis rental mobil online pada pertengahan 2017 tidaklah begitu masif dan agresif. Namun, justru pembawaan yang santai itu membuatnya tampak hangat dan bukan ancaman. Joorney bahkan menjadi angin segar bagi bisnis rental mobil pribadi.
Dan, benar saja, setahun dari kelahirannya, mereka telah mampu menjangkau hingga 17 kota di Indonesia
Memang, segmentasi dan jumlah konsumen yang berbeda, jadi faktor utama perbedaan pola antara ojek/taksi online dan bisnis rental mobil online ketika melakukan penetrasi. Namun, basis perbedaannya bukan pada marketing, melainkan implementasi sharing economy yang tidak setengah hati.