lahan basah adalah salah satu istilah ekosistem yang terbentuk oleh dominasi air dan ciri serta prosesnya dikendalikan oleh air. lahan basah adalah suatu tempat yang cukup basah selama waktu cukup panjang bagi pengembangan vegetasi dan organisme lain yang teradaptasi khusus (Maltby, 1986).
Wilayah lahan basah meliputi wilayah bakau, lahan gambut, rawa-rawa, sungai, danau, delta, daerah dataran banjir, sawah, dan terumbu karang.Menurut Global Wetlands Version 3, total lahan basah di Kalimantan selatan sekitar 1.194.471,98 hektare, atau sekitar 32,39% dari total luas daratan.
Dengan sekitar 67 aliran sungai yang mengalir membuat Kalimantan Selatan terkenal dengan julukan kota seribu sungai.
Kondisi tersebut membuat masyarakat sekitar harus beradaptasi dengan baik terhadap kondisi lingkungan yang ada . Hasil adaptasi tersebut memunculkan budaya serta ciri khas masyarakat banjar yang mungkin akan sangat sulit ditemui pada masyarakat daerah lain.
berikut beberapa ciri khas masyarakat Kalimantan Selatan sebagai kota seribu sungai:
1. Transportasi jalur air
Banyaknya sungai yang ada membuat masyarakat sekitar menjadikannya sebagai salah satu sarana transportasi yang ada. Jukung tambangan adalah istilah untuk perahu tradisional masyarakat banjar yang masih sangat banyak dijumpai di sekitar kawasan sungai. Jukung juga menjadi salah satu transportasi masyarakat yang masih digunakan hingga saat ini dan uniknya kalian dapat menemui jukung berada di bawah rumah-rumah warga .
Selain jukung ada juga transportasi air berupa kapal yang terbuat dari kayu dan biasanya dibuat oleh masyarakat itu sendiri . Kapal tersebut biasanya dipergunakan untuk perjalanan cukup jauh dengan kapasitas yang lebih banyak dibandingkan jukung.
2.Pola pemukiman