Lihat ke Halaman Asli

Popi Fitriani

XII MIPA 2 - SMAN 1 Padalarang

Pengaruh Kecil yang Berdampak Besar

Diperbarui: 19 Februari 2022   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : Liputan6.com

Pada pertengahan bulan September, seluruh siswa diperintahkan untuk membuat ecoenzym pada mata pelajaran PKN. Asing, saya tidak pernah mendengar kata itu. Mungkin pernah, tapi yang pasti saya tidak tau bentuk ecoenzym itu seperti apa. Lalu dari informasi yang saya dapatkan, dilansir dari Greenpeace Malaysia, ecoenzym merupakan cairan serbaguna yang dihasilkan dari proses fermentasi sampah organik seperti sisa kulit buah dan sayuran.

Mengetahui hal itu, saya langsung tertuju pada buah jeruk. Alasannya sederhana, karena saya suka jeruk dan jeruk mudah untuk didapat. Pembuatan ecoenzym ini tidak sulit, bahan maupun alat yang diperlukan juga rata-rata ada di rumah.

Bahan yang dibutuhkan hanya 3 macam, yaitu :
1. gula merah
2. kulit buah
3. air
Jangan lupa dalam pembuatan ecoenzym ini ada takaran wajibnya, yaitu menggunakan perbandingan 1:3:10. 1 untuk gula merah, 3 untuk kulit buah, dan 10 untuk air.

Lalu alat yang diperlukan, yaitu :
1.  bekas botol minum
2. pisau
3. talenan
4. timbangan
5. gelas
6. sendok

Proses pembuatan ecoenzym, yaitu :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Potong tipis-tipis gula merah yang sudah ditakar ukurannya
3.. Larutkan gula merah dengan air sampai benar-benar tercampur
4. Potong kulit buah agar mudah dimasukan ke dalam botol
5. Masukan kulit buah, air, dan gula merah yang sudah larut
6. Tutup botol, dan simpan ke tempat yang tidak terkena cahaya matahari
7. Usahakan untuk membuka tutup botol seminggu sekali agar gas yang ada di dalam bisa keluar
8. Tunggu sekitar 3 bulan sampai ecoenzym jadi dan beraroma wangi

Pada saat saya membuat ecoenzym ini, banyak dari teman-teman saya yang ecoenzymnya mengandung banyak gas. Bahkan ada yang sampai meledak. Berbanding terbalik dengan ecoenzym saya. Setiap saya membuka tutup botolnya, ecoenzym saya tidak pernah mengeluarkan gas apapun. Selama pembuatannya, hanya 1 kali dia mengeluarkan gas, itupun sedikit. Saya pikir ecoenzym saya tidak berhasil, tapi saat sudah 3 bulan ternyata ecoenzym saya beraroma wangi dan segar.

Pembuatan ecoenzym ini sangat banyak manfaatnya. Hal yang baru terasa pada diri saya adalah pemanfaatan sampah yang baik. Jika kulit buah itu hanya dibuang, pasti akan menimbulkan bau yang tidak sedap. Tapi jika dimanfaatkan menjadi ecoenzym, baunya akan berubah menjadi aroma yang wangi. Lalu, pemanfaatan bekas botol minum plastik. Seperti yang kita ketahui, plastik merupakan salah satu sampah yang paling sulit untuk diuraikan tanah. Maka, dengan ini kita juga bisa mengurangi sampah di sekitaran kita.

Selain itu, masih banyak manfaat dari ecoenzym ini. Seperti untuk filter udara, herbisida dan pestisida alami, menurunkan asap dalam ruangan, filter air, pupuk alami untuk tanaman dan untuk menurunkan efek rumah kaca. Mungkin untuk beberapa orang, ini adalah sebuah hal sepele. Tapi jika kita teliti lagi, ecoenym ini menyimpan segudang manfaat untuk bumi, dan untuk diri kita sendiri.

Misalnya 1 orang membuat ecoenzym, lalu mengajak 2 orang untuk sama-sama membuatnya. Jika ini terus dilakukan, mungkin orang-orang yang sadar akan pentingnya menjaga bumi tidak akan terhitung jumlahnya. Pengaruh yang kecil, bisa berdampak besar. Maka, ayo kita sama-sama sayangi lingkungan kita dengan hal kecil. Contohnya membuat ecoenzym ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline