Hai kak..
Perkenalkan, aku adalah masa lalu kekasihmu. Tenanglah, kamu tidak perlu marah atau kesal padaku. Aku tidak memiliki niat untuk merebutnya. Aku hanya ingin mengenal sosok yang telah berhasil menggantikanku. Mungkin kini kamu bertanya-tanya apa maksudku. Mungkin kamu merasa aku datang untuk merusak hubunganmu dengannya. Iya kan kak? Sudah kukatakan sebelumnya, aku hanya ingin mengenalmu, sosok wanita yang telah menggantikanku. Hanya itu kak.
Kak, tahukah kamu bahwa namamu selalu terselip di setiap pembicaraan kami? Hanya dengan menyebut namamu mampu membuatnya tersenyum penuh kebahagiaan. Dan dia selalu memuji karaktermu yang sangat luar biasa dengan pandangan yang entah kemana. Aku tahu, saat itu dia sedang membayangkan mu tersenyum padanya kak. Tanpa ia sadari, tanpa banyak kata untuk menjelaskannya. Aku tahu bahwa ia mencintaimu kak. Mungkin bibirnya bisa berdusta dan menyanggah semuanya kak. Tapi tindakannya tak mampu mengkhianati rasa yang ada dalam hatinya.
Bukan aku sok tau kak. Percayalah padaku. Aku mengenalnya, bahkan aku lebih mengenal dia dibanding diriku sendiri. Sedikit demi sedikit kau telah mampu menggeser posisi ku di hatinya kak, yang selama ini belum ada yang mampu melakukannya. Mungkin memang belum seutuhnya kak. Tapi percayalah, hanya butuh sedikit usaha lagi sampai aku benar-benar tergantikan olehmu.
Kak, aku hanyalah masa lalu nya. Dan kamu adalah masa depannya. Dia sekarang milikmu, begitu juga aku yang telah memiliki penggantinya. Keegoisannyalah yang membuatnya ingin memilikiku lagi. Aku hanyalah sosok wanita yang diinginkannya tapi kamu adalah sosok wanita yang dibutuhkannya kak. Keinginan akan selalu kalah pada kebutuhan. Tugasmu lah untuk menyadarkannya akan semua ini kak. Saranku yang lebih dulu mengenalnya, tak perlu kau bandingkan dirimu dengan diriku kak. Kita berbeda, kesamaan kita hanyalah mencintainya.
Aku dan dia memiliki banyak kesamaan. Bahkan sifat yang kami miliki pun terlalu sama kak. Tapi itu pula lah yang menjadi senjata pemusnah dalam hubungan kami. Tapi kamu berbeda kak, sikapmu yang lembut mampu menetralisir egonya. Tetaplah menjadi dirimu yang sekarang kak, karena sosok sepertimu lah yang sangat dibutuhkannya.
Kak, bolehkah aku meminta satu hal? Tolong jaga dia ya kak. Tolong genggam tangannya dan tuntunlah ia ketika ia mulai memilih jalan yang salah. Tolong dampingi ia sampai akhir hidupnya. Aku akan selalu mendoakan kebahagiaan kalian. Aku, yang pernah ada di hatinya, kini mengikhlaskannya untukmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H