Lihat ke Halaman Asli

Belanja di E-Commerce karena Promo Diskon, Untung atau Rugi?

Diperbarui: 28 Juli 2023   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Harga Promo dan Diskon (unsplash.com/Tamanna rumee)

E-commerce saat ini sudah sangat menjadi tren yang sangat populer dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang yang lebih suka dan terbiasa berbelanja di media online dari pada langsung menuju tokonya. Perubahan cara pembelian ini juga membuat banyak penjual yang akhirnya ikut membuka tokonya melalui daring. 

Tawar - menawar yang biasanya dilakukan secara langsung sudah tidak bisa dilakukan. Lalu apa yang membuat seseorang tertarik untuk membeli? Harga promo dan diskon adalah salah satu daya tarik yang membuat orang - orang berbondong - bondong datang, entah dari toko ataupun dari e-commerce yang menyediakan layanan. Sehingga, perputaran uang lebih cepat dilakukan oleh toko - toko online.

Banyaknya promo dan potongan harga ini tentu bisa sangat menguntungkan, kita bisa menghemat biaya pengeluaran dengan membeli produk yang lebih murah dari harga normalnya. Ini bisa sangat membantu, apalagi jika harga normal produk tersebut cukup tinggi. 

Kebanyakan orang juga akhirnya mencoba membeli barang lain. Mereka bisa mencoba produk baru yang sebelumnya terlalu mahal untuk dibeli. Dengan adanya promo tertentu dan diskon yang semakin mengurangi harga produk, menimbulkan daya tarik untuk membeli produk tersebut.

Sebenarnya, adanya promo dan diskon merupakan salah satu cara dari toko ataupun e-commerce untuk menaikan penjualan. Seperti yang kita lihat dari salah satu e-commerce yang menyediakan potongan harga hingga 50% untuk setiap pembelian. Tidak sedikit orang yang tertarik dan mencoba membeli beberapa barang murah yang mereka suka. 

Tapi tidak sedikit juga yang mengeluh dan sadar bahwa uang tabungan mereka sudah terkuras habis dengan segala barang yang mereka beli. Dalih membeli barang murah justru menjadi awal dari pembelian impulsif yang tidak disadari.

Impulsive buying bisa dimulai saat kita tergiur untuk membeli hal lain di luar kebutuhan. Pakaian, sepatu, aksesoris hingga makeup dan skincare yang akhirnya kita beli bisa menjadi impulsif jika kita langsung membelinya dalam jumlah banyak. Padahal kita masih mempunyai atau memakai produk lain untuk dipakai. Walaupun barang - barang seperti skincare dan make up bisa disimpan selama 1 atau 2 tahun, namun 1 jenis skincare juga bisa digunakan selama 3 bahkan ada yang 6 bulan, begitupula dengan make up. Jika terlalu banyak membeli maka barang yang belum habis sudah harus dibuang karena sudah melewati kadaluarsa barang.

Ada juga beberapa barang yang tidak sesuai dengan kualitas produk aslinya. Terkadang, promo dan diskon bisa menjadi sinyal adanya masalah dalam produk, seperti stok lama atau produk yang akan segera kadaluarsa. Perlu kecermatan untuk memastikan kualitas dan keamanan produk yang dibeli.

Meskipun begitu, adanya kampanye potongan harga ini tentu sangat membantu orang - orang yang memang tau apa yang dibutuhkannya. Misalnya membeli kebutuhan rumah tangga, seperti sembako, perlengkapan kebersihan rumah ataupun barang yang memang harus dibeli dalam 1 atau 2 bulan saja.

Ada baiknya jika kita mulai membuat daftar prioritas barang yang kita butuhkan. Tentukan batasan dana yang akan dikeluarkan untuk berbelanja. Jika kamu berfikir untuk melihat - lihat dulu baru akan membeli jika ada yang menarik, kamu akan dengan mudah dihasut oleh harga dan membuatmu merasa membutuhkan barang tersebut. Pembelian yang diluar kebutuhan sudah pasti akan menguras isi dompet lebih dalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline