Lihat ke Halaman Asli

Peluncuran Jersey Baru, Manchester United Paksa Tutup Megastore

Diperbarui: 28 Juni 2023   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Protes yang Dilakukan Para Fans di Depan Megastore Manchester United (Twitter @PorosHalangID)

Manchester United, salah satu klub sepak bola paling terkenal dan bersejarah di dunia, baru saja merilis jersey terbarunya untuk musim depan. Namun, acara peluncuran tersebut tidak bisa berjalan mulus seperti yang diharapkan. Megastore klub, tempat yang biasanya ramai oleh fans yang antusias, terpaksa ditutup karena adanya aksi protes dari sejumlah fans yang meminta pemilik klub, keluarga Glazer, untuk meninggalkan klub.

Peluncuran jersey baru ini sebenarnya menjadi momen yang sangat dinantikan mengingat jersey tim untuk tahun depan sudah sempat bocor sebelum musim berakhir. Apalagi saat akhirnya Manchester United merilis detail jersey yang sangat menarik dengan motif bunga mawar ini, animo para fans di seluruh dunia sangat menantikannya. Namun, kali ini, suasana tidak seperti biasanya. Para fans yang datang dan berkumpul bukanlah untuk membeli jersey terbaru, melainkan untuk berunjuk rasa yang menyebabkan penutupan Megastore di hari pertama peluncurannya. Situasi ini memaksa manajemen klub untuk menutup sementara Megastore demi menjaga keamanan dan ketertiban. 

Para fans telah lama merasa tidak puas dengan kepemilikan klub oleh keluarga Glazer, belum lagi proses penjualan klub yang telah lama dilakukan keluarga Glazer tapi terus ditunda seakan mempersulit klub sehingga akhinya mempengaruhi proses pembelian pemain di bursa transfer ini. Melihat momentum peluncuran jersey baru, para fans menggunakan kesempatan ini untuk mengungkapkan ketidakpuasan mereka. Mereka mengibarkan spanduk dan dan menyuarakan slogan - slogan dan nyanyian yang menuntut Glazer keluar dari klub. Tindakan protes ini menegaskan keinginan para fans kepada keluarga Glazer bahwa mereka ingin Glazer meninggalkan klub sepenuhnya dengan menjual klub secara full. [1]

Aksi protes para fans sebenarnya sudah lama memunculkan ketegangan dengan pemilik klub yaitu keluarga Glazer. Sejak pengambil alihan klub pada tahun 2005, sejumlah fans merasa fokus mereka lebih kepada keuntungan finansial daripada hasil di lapangan. Para fans berharap ancaman mereka bisa menjadi ultimatum agar keluarga Glazer mau meninggalkan klub kesayangan mereka ini. Karena suara fans adalah bagian integral dari kehidupan klub yang harus diberi perhatian serius untuk memastikan keberlanjutan dan kejayaan klub di masa depan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline