Lihat ke Halaman Asli

Kotak Kosong Enrekang Mengalami Perpecahan; MB Asman Melenggang Mulus

Diperbarui: 1 Juni 2018   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KPU

Pilkada serentak yang tinggal hitungan hari, untuk  Provinsi Sulawesi Selatan  terdapat tiga kabupaten kota yang di ikuti oleh paslon tunggal. Yaitu Bone, Enrekang dan Makassar. 

Hasil riset berbagai lembaga independen mempunyai kesimpulan yang sama tentang fenomena paslon tunggal.

Paslon tunggal, masih mendominasi dan takkan ada sejarah baru dalam pilkada  serebtak 2018, karena  paslon tunggal di tiga kabupaten kota ini masih meraih suara mayoritas, hanya saja ada sedikit perlawanan di Kota Makassar, dimana paslon Appi-Cicu  yang sebelumnya head to head dengan DP (Incumbent) yang dinyatakan diskualifokasi oleh KPu,  mempunyai basis dan kekuatan yang militan. Namun pergeseran suara  dari basis DP kepada paslon Appi-Cicu mengaami trend yang positif.

Untuk kabupaten Bone dan Enrekang . Paslon tunggal tidak mengalami kesulitan dalam meraih suara mayoritas.

Yang terjadi dii kabupaten Enrekang  perlawanan kotak kosong tak menberikan hal yang luar biasa walau ada tokoh mantan ketua gerindra sulsel yang pengaruhnya sudah mulai redup. 

Keretakan terjadi antara tokoh mantan bakal calon yang  gagal bertarung. Membuat kotak bagai menyimpan api dalam sekam.  Ditambah lagi cost politik / maintenance  laskar sudah mulai menipis.  Namun masalah yang paling krusial adalah para mantan bakal calon utu masih menyimpan ambisi dan kengototan sebagai cabup jika menang.  

Seperti halnya APK  yang melontarkan pernyataan dihadapan pendukung AMR bahwa jika kotak kosong menang maka AMR akan menjadi wakil dari SR.  

Laporan dari kontributor  kami di lapangan, bahwa bertahannya laskar kotak kosong ini bukanlah untuk kemenangan, tetapi sebagai pemeliharaan basis pileg. Karena semua kircam kotak kosong  adalah calon legislatif 2019 untuk kabupaten dan untuk provinsi ada dua opsi yaitu haja herni dan anak dari Latinro Yang belum selesai di tingkatan elit.

Adajuga yang membuat banyaknya pergeseran suara dari kotak kosong ke pasangan MB Asman adalah sifat arogan dan isu skandal (perselingkuhan) yang dilakukan oleh salah satu mantan bakal calon  bupati.

Riset yang dilakukan berbagai lembaga survey pengawalan pilkada dalam tujuan peningkatan kesadaran politik dan partisipasi pemilih ini.  Menghasilkan beberapa catatan sebagai rekomendasi kepada penyelenggara agar aktif mensosialisasikan dan mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya . (*gh*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline