Salman Taseer, Gubernur Punjab, Pakistan yang tewas Selasa (04/01) lalu. (foto dok.kompas.com) Sebagian besar warga Pakistan berduka, karena terbunuhnya Salman Taseer, Gubernur Punjab pada Selasa (04/01) lalu. Ia dibunuh oleh pengawal pribadinya sendiri, yang memberondong Tasser dengan 29 tembakan. Mengutip berita yang dilansir tribunnews.com, pengawal pribadinya mengganggap Taseer menghina Muhammad SAW, dengan mengatakan "UU hitam", terhadap hukum yang dibuat pemerintah Pakistan, untuk menindak keras siapa saja yang menghujat atau menghina Al Quran dan Muhammad SAW. Taseer menyerukan agar UU tersebut diamandemen. Pada Kompas hari ini, Kamis (06/01), kemarahan kaum radikal kepada Taseer disebutkan juga disebabkan pembelaannya pada seorang perempuan miskin kristen yang diancam hukuman mati karena menghina Rasulullah SAW. Saya yakin, hampir tidak ada muslim di dunia ini yang tidak mencintai Rasulullah SAW secara mendalam. Saya berharap bahwa saya juga termasuk orang yang akan membela dan menjunjung tinggi kehormatan beliau. Namun dalam kasus Tasser, saya menganggap ia tidak sedang menghina rasul, melainkan mengkritik UU perlindungan agama tersebut, yang tidak berbelas kasih pada orang yang lemah. Dan potensinya untuk semakin menyuburkan radikalisme kelompok. Saya teringat pada salah satu kisah tentang Fatimah, cucu nabi. Pada suatu hari rasul sedang berjalan ketika tiba-tiba seseorang menumpahkan pasir ke kepalanya. Muhammad tidak melakukan tindakan apa-apa. Sementara Fatimah cucu nabi dengan tangannya, membersihkan pasir dari rambut rasul. Dan ada banyak kisah lain, yang menggambarkan sikap Rasul terhadap orang-orang yang menzaliminya, menghinanya. Ia menjenguk seorang non muslim yang telah menghinanya, saat lelaki tersebut jatuh sakit. Kembali kepada peristiwa terbunuhnya Taseer, saya merasa ikut berduka. Ia pastilah orang yang teguh, karena di tengah kecaman dan kebencian, serta ancaman terhadap nyawanya, (karena bagaimana pun, sesungguhnya menghina seseorang, siapa pun itu, adalah tindakan tak terpuji), ia berdiri di samping perempuan tersebut. Dalam situasi yang sama, saya berharap saya mampu berdiri di samping perempuan itu, seperti yang dilakukan Taseer. Karena saya tahu, Rasulullah SAW akan melakukan hal yang sama. Dan bagi seorang muslim, meneladani Muhammad SAW adalah sebuah keniscayaan. Selamat jalan Salman Taseer.. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosamu.. Salawat untuk junjunganku Nabi Muhammad SAW..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H