Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

Peluh Petani di Musim Kemarau

Diperbarui: 26 Juli 2024   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber air alami di tengah persawahan (Dokumen pribadi)

Siang menyengat di tengah hamparan persawahan. Kami mengelilingi suatu sumber air. Terlihat rentangan pipa ke segala arah.

Bersyukur atas anugerah Illahi sumber air alami di tengah hamparan persawahan. Berterima kasih mendapat fasilitas penguatan bangunan air dan sarana distribusi. Pematang air mengular hingga ke ujung persawahan.

Sumber air dan pintu air (dokpri)

Mari lihat pintu air arah pukul 12 dekat pohon rindang. Lumrahnya air mengalir keluar dari sumber air melaluinya. Luapan air akan mengisi ruang penampungan dan didistribusikan ke areal penanaman melalui pematang air.

Tandon limpasan dan pendistribusian air (dokpri)

Terlihat kosong kan tandon tampung aliran irigasi alami? Penanda tiada aliran melampai dasar pintu air. Penyusutan isi oleh penurunan muka air di sumber alami.

Tanaman di lahan kami terkulai. Daun jagung tergulung. Rumpun padi mengalami kekeringan. Mengiringi kucuran peluh kami petani. Fenomena alam di luar kekuasaan pengingat keterbatasan.

Pompa air, tabung gas dan pipa panjang (dokpri)

Lahan kami perlu pengairan. Secara alami air tidak mampu menjangkau lahan kami. Air permukaan sumber turun di bawah ambang normal. Karunia akal budi membimbing kami.

Kami melakukan intervensi terhadap aliran alami dari sumber air. Air kami sedot dinaikkan dan dialirkan ke lahan. Berjajar mesin pompa air bekerja, saat itu mencapai 8 tersebar seputar keliling sumber air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline