Sahabat pembaca Kompasiana tentunya kenal dengan nama buah Andaliman. Rempah khas kuliner Batak. Tidak hanya memanjakan lidah, ternyata menyimpan kearifan lokal hingga perhatian dunia medis modern. Mari kita menguliknya.
Akhir tahun 2023, simbok dibawakan mbak tengah oleh-oleh dari Pematang Siantar. Setoples buah bulat berukuran mungil dengan aroma khas. Aha Andaliman. Mengait kenangan saat di tepian Toba diberi buah Andaliman oleh Inang empunya rumah makan. Saat itu cukup difoto saja.
Sangat mengenali simboknya tidak dapat memasak model kompleks. Mbak Tengah tahu simboknya bakalan menyigi buah Andaliman kawentar ini. Sungguh terpesona dengan aneka 'keajaiban' dalam sejumput Andaliman.
Banyak artikel yang diterbitkan pada jurnal ilmiah. Mengulik Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium) dalam budaya lokal suku Batak. Tidak hanya aspek kelezatan masakan. Juga pengobatan tradisional menggunakan buah Andaliman. Kajian Etnobotani Andaliman.
Kearifan lokal yang berakar dari pengetahuan lokal masyarakat. Juga cara masyarakat berinteraksi dengan alam lingkungan, hutan sebagai penyedia buah Andaliman. Ditopang dengan pendekatan sains teknologi. Semisal kajian laboratorium aspek fitokimia dan bioaktivitasnya.
Andaliman rempah khas Batak dan indera pengecap
Siapa tidak mengenal kuliner lezat khas masyarakat Toba? Beberapa diadaptasi hingga digemari dan dijajakan di luar daerah aslinya. Arsik ikan hingga mie gomak akrab dengan indera pengecap penggemar kuliner Nusantara.
Salah satu rempah yang digunakan adalah buah Andaliman. Menghasilkan rasa pedas yang khas. Ada getir yang tinggal di lidah. Perpaduan getir dan pedas yang membuatnya dijuluki merica Batak.