Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

[Kearifan Lokal] Dongeng Enthit dalam Perspektif Pertanian Berkelanjutan

Diperbarui: 23 Juli 2023   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hamparan sawah di Banyubiru (Dokumen Pribadi)

Dongeng disukai segala kalangan. Abstraksi impian dan model edukasi tanpa menggurui. Begitupun dongeng Enthit. Penyampai pesan kearifan lokal dalam perspektif pertanian berkelanjutan. Mari simak narasinya.

Kearifan lokal dongeng Enthit 

Cerita rakyat (folklore) Panji dari Jawa Timur disukai banyak orang. Salah satu ragamnya adalah dongeng Enthit. Berkisah tentang pertemuan Raden Panji Inu Kertapati, pangeran Janggala dengan Dewi Sekartaji, seorang puteri dari Kerajaan Kadiri

Skenario sang penulis lakon, kedua tokoh dipertemukan dalam posisi saling tersamar. Dibutuhkan kearifan untuk saling mengenali. Raden Panji Inu dalam rupa seorang petani bersahaja. Dewi Sekartaji sebagai Ragil kuning yang menawan dengan kecerdasan sosial tinggi.

Sesi pertemuan terjadi di lahan pertanian disajikan dengan model operet pada zamannya. Percakapan ala petani. Berikut cuplikannya. [disajikan terjemahan bebas, meski sedikit mengurangi keindahan percakapan]


"Enthit..... siapakah yang menanam padi bermalai rimbun ini?"

"Duhai bidadari cantik. Akulah yang menanam. Ambillah bila kau mau, bonus hatiku sekalian"

"Tidak, Enthit. Aku hanya bertanya saja." "Enthit.....siapakah yang menanam jagung bertongkol besar ini?"

"Perhatianmu menyentuh hatiku, Dewi. Akulah yang menanam. Ambillah bila kau mau, bonus hatiku sekalian "

"Tidak, Enthit. Aku hanya bertanya saja." "Enthit.....siapakah yang menanam mentimun berbuah ranum ini?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline