Bandara bukan hanya tempat berangkat dan pulang dari bepergian. Terdapat pembelajaran inspiratif yang tersemai didalamnya (simbok kebun).
Belajar dari sekolah kehidupan menulis. Mas Widiyatmoko salah satu penulis dengan spesifikasi aviasi. Teba telaah aviasi sangatlah luas area kedirgantaraan, teknologi pesawat dll. Juga keberadaan bandara.Telaah aspek arsitektura hingga nuansa budaya yang melingkupinya.
Salah satu bandara yang memikat simbok kebun adalah bandara internasional Sam Ratulangi di Manado. Daya pikat bersifat personal. Datang dan pergi sama-sama nuansa rembang petang.
Mendarat pukul enam sore lewat sedikit waktu setempat, merapat lagi saat hendak pulang jelang pukul enam pagi pada bulan Mei 2017 lalu. Saat datang, terpukau dengan sapaan lokal Sitou Timou Tumou Tou. Saat pulang terpikat dengan Taman Anggrek dengan nuansa Tiongkok.
Filosofi Sitou Timou Tumou Tou
Ketertarikan berawal dari merdunya bacaan Sitou Timou Tumou Tou. Serasa permutasi huruf yang menghasilkan ritmik menggelitik. Terkejut saat menelaah lebih lanjut. Semboyan filosofis tua yang berakar dari budaya Minahasa meluas ke seantero Sulawesi Utara.
Kristalisasi nilai kemanusiaan yang secara arif dikemas kembali oleh tokoh Sam Ratulangi. Beliau adalah Pahlawan Nasional Indonesia, putra daerah Sulawesi Utara. Diabadikan pada nama bandara internasional di Manado.
Beberapa rumusan pemaknaan atas filosofi Sitou Timou Tumou Tou. "Manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia". Hakekat manusia selaku makhluk hidup mampu mandiri dan bertanggung jawab. Misi utamanya untuk memanusiakan manusia.