Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

Warga Senior Adopsi "Kebo Nusu Gudel"

Diperbarui: 9 Februari 2023   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dari: https://www.piqsels.com/id/public-domain-photo-zbaxx

Kebo nusu gudel, sarana kehidupan berkelanjutan, batin Simbok kebun.

Apa tumon? Sesuatu yang tidak lazim. Kerbau dewasa (kebo) minta air susu (nusu) kepada gudel si anak kebo. Lazimnya adalah gudel nusu kebo, anak kerbau menyandarkan kehidupan kepada induknya.

Kebo nusu gudel merupakan sanepan. Salah satu ungkapan komunikasi masyarakat Jawa tradisional dengan cara kiasan. Menggunakan tanda-tanda melalui atribut atau hiasan arsitektur yang memiliki makna-makna tertentu.

Kebo dan gudel digunakan sebagai kiasan atau perumpamaan. Kebo nusu gudel merupakan sanepan jenis sederhana. Dijumpai sanepan dengan ungkapan yang lebih rumit tidak langsung tertangkap maknanya.

Penggunaan sanepan dalam komunikasi salah satu kiat penyampaian maksud dengan cara halus tersamar. Sifat dasar manusia sangat sulit menerima teguran langsung. Serasa ditampar kata alias dipermalukan. Ada jeda waktu bagi penerima pesan untuk memikirkan apa gerangan maknanya.

Sanepan kebo nusu gudel serasa bermata dua. Pengingat sebagai kebo warga dewasa pun senior tidak nusu membebani gudel generasi yang lebih muda. Weladalah, sungguh mohon maaf, bisa-bisa saya didukani (dimarahi) sesama warga senior (sepuh) lah malah mengebokan, menyebut kebo.

Inilah indahnya sanepan. Makna kedua dari sanepan kebo nusu gudel. Suatu pengakuan bahwa dalam berbagai hal kami warga senior sepuh tidak malu nusu menyesap sari kehidupan dari generasi muda. Kesediaan belajar berguru kepada yang lebih muda.

Warga senior digunakan untuk memperhalus atau kosakata lain dari lansia. Semisal wulan warga lanjut usia yang mendasarkan klasifikasi berdasar angka umur. Menjaga rasa duh sekarang saatnya kami dikatakan tua. Umur hanyalah angka, demikian ujaran yang ada.

Warga lansia tidak bisa lagi secara mutlak melakukan klaim yang paling. Paling mengerti, terampil, berpengalaman dan sejenisnya. Penghargaan sematan senior didasarkan pada pengalaman kehidupan. Termasuk mampu mengelola perbedaan dan perubahan.

Mengelola perubahan sebagai kata kuncinya. Kesadaran dan pengakuan bukan lagi sebagai pemegang otoritas tunggal. Banyak hal disandang oleh generasi muda kompeten. Bukan hal tabu janggal bila kebo nusu gudel.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline