Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

Rasa Bahasa Merdesa di Kompasiana

Diperbarui: 25 Januari 2023   07:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi dari Appadvice.com

Berbahasa benih berkomunikasi. Bukan hanya kejelasan dan kebenaran makna. Diperkaya rasa bahasa untuk menikmatinya. Mari meraciknya dengan merdesa dan merdeka.

Bahasa dan komunikasi

Kilas balik berdasawarsa silam, bocah generasi sepuh. Pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP dan SMA menduduki agihan jam belajar yang tinggi per minggunya. Kurikulum saat itu memilahnya dalam 3 tatap muka yang mengedepankan capaian pembelajaran berbeda.

Pertama, saya lupa namanya, mencari terminologi belum bersua. Mengasah keterampilan membaca, menyimak hingga paham melalui panduan pertanyaan. Diikuti dengan pemahaman kosakata baru dan contoh penerapannya untuk meracik kalimat. Bagian ini disukai dan relatif mudah diikuti oleh siswa.

Kedua, kajian tentang tata bahasa. Lah, bagian ini bagi kami pada umumnya terasa sulit. Mulai dari struktur sederhana SPOK subyek-predikat-obyek-keterangan hingga bagian yang terasa rumit. Setara dengan sub structure pada bahasa Inggris yang membuat siswa meringis.

Ketiga, kesusastraan dari kata dasar susastra. Membahas karangan indah baik dari kajian lisan maupun tulisan. Siswa mengincip hingga melahap sajian gurindam, prosa hingga novel modern. Pelajaran yang disukai dan membuat pening saat ditugasi praktek membuat puisi pun karangan. Berhenti pada frasa, pada suatu hari bla, bla, bla.

Berkali guru dengan sabar meletakkan dasar pemahaman, keterampilan dan penghargaan kebanggaan berbahasa sebagai dasar komunikasi. Orang lain dapat mengetahui pendapat pun perasaan kita melalui cara kita berbahasa.

Melalui kemampuan kita berbahasa, komunikasi yang efektif dan efisien dibangun. Dilandasi oleh etika yang berlaku dalam masyarakat setempat maupun global. Juga menggugah kebanggaan akan bahasa yang kita hidupi melalui komunikasi.

Benih kebahasaan yang disemaikan oleh para guru ini mewarnai karakter komunikasi lisan pun tertulis. Bagaimana pesan disampaikan secara logis, sistematis serta etis dari sisi nilai humanis. Juga ada nuansa estetika keindahan menambah sedapnya rasa bahasa.

Rasa bahasa merdesa di Kompasiana

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline