Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

[Embun Kebun] Inspirasi Pokok Murbei

Diperbarui: 7 Januari 2023   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Murbei Menginspirasi (Dokumentasi pribadi)

Bukankah embun hadir setiap pagi tiada henti? Lah ini embun mengalami anomali, mengikuti siklus teramat panjang sehingga hadir setahun kemudian. Kali ini terinspirasi dari tampilan pokok murbei di pot yang ditanam di teras mungil.

Sahabat pembaca Kompasiana mengenal tanaman murbei? Yuup ada aneka nama lokal, kami menyebutnya dengan besaran. Secara alami dapat ditanam soliter atau sebagai pagar berbaris pada pekarangan yang cukup luas.

Coretan mini ini tidak akan mengulik klasifikasi ngilmiah, pun cara bercocok tanamnya. Banyak sekali sumber bacaan tersebar di perpustakaan maya yang hanya sejauh tekan jari. Begitu pula khasiat fitofarmaka murbei yang kini marak dibabar.

Suka melihat perubahan wujud khususnya buah murbei yang sejatinya adalah buah majemuk bertandan mini. Warna hijau saat muda, beralih ke semburat kemerahan menjadi merah cemerlang. Mata mulai awas, tak lama lagi akan berubah menjadi ungu kehitaman nan ranum, siap untuk dipetik.

Warna keunguan penanda keberadaan pigmen antosianin. Rasa masam manis segar asam ramah di mulut. Paduan antosianin dan vitamin C yang diyakini sebagai pemasok antioksidan penangkal radikal bebas dalam tubuh.

Ujung tanaman murbei cepat sekali menjulang ke atas. Bila terlena lupa memangkasnya bakalan meninggi dan pokok berbuah minimum. Sangat diperlukan pangkasan pucuk untuk menstimulir pertumbuhan bakal buah yang muncul di ketiak daun.

Murbei juga dikenal sebagai pohon pakan ulat sutera. Ulat diberi pakan pangkasan daun muda hingga membentuk kepompong yang diolah menjadi sutra bernilai ekonomi mahal. Simbiosis mutualisme, pemangkasan menstimulasi pembuahan dan menyediakan pakan ulat.

Amatan sederhana dari pot murbei di pojok teras menyuguhkan ragam inspirasi.

Pertama, perlunya pemangkasan. Memangkas berarti rela membuang bagian yang tidak urgen untuk keperluan utama. Membutuhkan kerelaan karena sering merasa eman-eman sayang koq dipangkas.

Bukankah begitu pula dalam keseharian betapa sering kita perlu memangkas hal-hal yang sedang kita lakukan. Kerelaan memangkas nonton seri drama kesukaan saatnya mendampingi buah hati belajar. Memangkas kesukaan mager untuk menggerakkan otot tubuh agar bugar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline