Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

Tradisi Ngasag, Benih Kepedulian Sosial Sektor Pertanian

Diperbarui: 22 Juli 2022   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petani Panen Padi (sumber: liputan6.com/merdeka.com/Arie Basuki)

Simbok kebun dengan ceria menggendong bontotan berisi sembako. Siang tadi juragan Hartawan Dermawan berbagi berkat kepada masyarakat sekitar. Ungkapan syukur atas panenan dan lancarnya proses produksi di agribisnis kopi yang dikelolanya.

Sambil berkipas melepas peluh inilah obrolan Simbok kebun dengan sahabat kentalnya, Gendhuk Limbuk. Menurut Limbuk, apa yang dilakukan oleh juragan Hartawan Dermawan adalah bentuk kepedulian sosial yang istilah kekiniannya disebut Corporate Social Responsibility (CSR).

Aneka wujud dan motivasi tindakan CSR. Pada hakekatnya kepedulian melalui CSR bukan budaya yang baru saja terbentuk. Berakar dari tradisi masyarakat semisal masyarakat agraris yang dilakukan sejak zaman nenek moyang.

Tradisi Ngasag, Benih Kepedulian Sosial Sektor Pertanian

Ngasag merupakan kegiatan memunguti sisa hasil panen. Baik berupa panenan yang tercecer ataupun sengaja ditinggalkan di lapang karena tidak memenuhi kriteria mutu. Dilakukan saat kegiatan panen usai.

Hingga tahun 1970an tradisi ini masih dilakukan di areal persawahan. Penuai padi baik dengan peralatan sederhana ani-ani ataupun sabit melakukan panen dengan seleksi. Usai masa panen, beberapa pengasag umumnya dilakukan oleh perempuan memunguti sisa panen yang tertinggal.

Tradisi ngasag berlaku umum dengan sebutan khas antar kelokalan demografi mengikuti budaya setempat. Bahkan melampau antar zaman. Semisal kisah Rut sebagai pengasag malai jelai jauh sebelum zaman Masehi.

Para pengasag, termasuk Rut dan para perempuan mencari nafkah untuk mendapatkan makanan. Memunguti buli-bulir jelai, padi, dan panenan di belakang para penuai yang baik hati dan empunya lahan yang dermawan.

Tatanan sosial yang berlaku seturut dengan zamannya. Empunya lahan berbagi pekerjaan dan upah dengan para penuai. Melalui penuai berbagi rezeki kepada para pengasag. Tradisi ngasag, benih kepedulian sosial sektor pertanian.

Kepedulian dan tanggung jawab sosial yang lahir dari keyakinan relasi saling memelihara. Pihak penuai yang terlupa seberkas panenan di ladang pantang untuk mengambil balik. Terlupa ya sungguh terlupa, bukan siasat pura-pura lupa tertinggal untuk kemudian diambilnya sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline