Sepincuk nasi jagung urap bunga turi penyedia energi hingga pengungkit nostalgia. Mengajarkan kecukupan hingga pengelolaan limbah dapur. Mari nikmati narasi ini.
Selamat pagi di awal pekan baru untuk sahabat pembaca Kompasiana. Syukur untuk hari baru, kiranya anugerah rezeki yang secukupnya dilimpahkan. Kesehatan, sukacita, dan kecukupan pangan sandang.
Nasi Jagung Urap Bunga Turi
Menyoal pangan, beberapa hari lalu diperjumpakan dengan pedagang nasi jagung dan gendar pecel.
Tidak seperti biasanya, ibu penjual duduk manis menghadap bakul tenggok dagangan. Kali ini bapak penjaja dengan sepeda pedal. Menjemput rezeki bersahabat dengan teknologi.
Dagangan ditata apik, nasi jagung dalam tumbu anyaman bambu. Sayuran disusun berdasar warna. Terlihat payung tenda besar diikat di sepeda. Beliau akan ngepos di titik tertentu. Sepanjang perjalanan mampir di beberapa pelanggan yang memesan melalui aplikasi perpesanan.
Jenis jualan menarik. Nasi jagung urap dan gendar pecel. Yuup ada kesamaan komponen yaitu sayuran.
Untuk nasi jagung dengan topping sambal kelapa, gendar pecel dengan topping sambal kacang. Diversifikasi produk secara efisien dengan kesamaan komponen.
Bapak penjaja bermasker, menyenduk nasi jagung dan menatanya pada bungkus beralas daun pisang. Menambahkan sayuran hijau berupa daun adas dan mbayung daun kacang dengan penjepit. Kombinasi sayuran kecambah dan bunga turi putih.
Topping sambal kelapa plus sambal korek khas. Tidak lupa peyek ikan asin. "Mau sambal tumpang?" diwadahinya duduh atau kuah tumpang dan sepotong kecil tahu. Jadilah sepaket nasi jagung urap kembang turi yang siap disantap di rumah.