Rasa soto Nusantara sangat bervariasi. Makanan berkuah yang disantap hangat menghantarkan aroma rempah kepada pencicipnya.
Begitupun rujak. Serasa salad Nusantara baik yang berbahan dasar sayur maupun buah. Salad dengan dressing yang khas. Ragam rujak serut, rujak uleg, rujak gobed hingga rujak cingur.
Sahabat pembaca Kompasiana lebih suka rujak atau soto? Bila suka keduanya, biasanya santap rujak dulu atau soto dulu? Weleh masalah rujak dan soto koq dibuat repot.
Bagaimana kalau kita santap rujak bersamaan dengan soto? Semacam fusi gabungan menabrakkan sensasi rujak dengan soto. Inilah Rujak Soto, kuliner khas Banyuwangi. Fusi paduan unik antara rujak sayur dengan soto.
Blusukan antar daerah mengenal ragam budaya pun menikmati alam. Kebutuhan dasar makan tentu tidak terlupakan. Saatnya mencicip kuliner lokal khas suatu daerah. Inilah tampilan Rujak Soto yang kami santap di Warung Kemarang, Kemiren, Banyuwangi.
Semangkok rujak soto menemani pesanan pecel pitik dan sega tempong. Aroma paduan soto rujak dihantarkan oleh kuah yang mengepul ke indera penciuman. Pesan Nusantara yang sangat terasa.
Konfigurasi unik. Pada dasar mangkuk ditata rujak sayur. Tentunya dengan sambal kacang tanah dan petis khasnya. Kemudian disiram dengan soto. Variasi antara soto daging atau soto babat, bahkan ada yang menyajikan dengan soto ayam lengkap dengan varian cekernya.
Penyemarak rasa hadir kriuk dari emping atau krupuk uyel seperti yang kami santap. Menyantap paduan kuliner rujak soto dengan sensasi rasa yang khas di lidah. Silakan bertanding dan berkolaborasi menata harmoni rasa. Tingkat kepedasan dapat disesuaikan dengan permintaan.
Bagaimana dengan paduan zat gizinya? Kecukupan karbohidrat dari lontong, atau minta nasi yang dipisah. Protein dari kacang tanah pun bahan soto daging ataupun ayam, ada juga tambahan telor. Lemak dari sambal kacang petis juga soto. Serat didapat dari sayuran dalam rujak.