Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

Berani Melaju Siap Melipir Minggir

Diperbarui: 9 Maret 2021   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi berani melaju siap melipir minggir (dokumen pribadi)

Melaju memuncak dan melipir minggir merupakan kesatuan yang harmonis. Siapapun yang berani melaju perlu menyiapkan hati untuk melipir minggir. Bagian dari tatanan kehidupan kerja (worklife) agar berjalan lancar.

Mari bayangkan, bila semua bagian ingin berperan dengan cara melaju di jalur perjalanan yang sama. Bagaimana ruwetnya lalu lalang. Bisa jadi saling bersinggungan. Pelepasan energi tumburan yang menunda pencapaian tujuan.

Begitupun dalam arena permainan. Ada pemain yang berlaga, ada tim pendukung. Perlu juga penonton yang mengamati dengan cermat. Masing-masing berbagi peran menuju keberhasilan.

Bahkan pemain pemuncakpun ada saatnya perlu melipir pinggir. Seiring dengan perkembangan zaman, pemain pemuncak pada suatu masa akan digantikan oleh calon pemuncak berikutnya. Siklus pelaku dalam permainan berkelanjutan.

Apakah pemain pemuncak yang minggir dari arena, berarti disingkirkan? Berbekal kepiawaiannya, sang mantan pemain tetap dapat berkiprah maksimal. Sebagai bagian tim pendukung. Atau bahkan penonton dengan mata amatan yang tajam, pemberi loloh balik.

Pemain pemuncak memberikan ruang gerak kepada pemain berikutnya yang lebih trengginas. Menguasa perkembangan permainan sesuai dengan zamannya. Ada aura legawa disertai penerimaan rasa tanggung jawab dan melepas duri jumawa.

Itu amatan santai dari lajur pinggiran saat melintas di arena penggemblengan teruna. Aneka permainan ataupun laga dengan pola yang senada. Terjadi pembagian peran baik secara lembaga maupun kesediaan diri.

Pola yang sama juga berlaku pada tatanan seluruh kehidupan. Baik dalam jenjang karir pekerjaan. Pelayanan kemasyarakatan dari skala kecil hingga sangat besar. Melepas peran tanpa kehilangan jati diri.

Alih peran juga bagian dari penataan keseimbangan berkarya dalam kehidupan. Bagian dari seni mengelola kehidupan kerja (worklife). Menopang kesehatan kehidupan diri pribadi maupun tatanan kelembagaan.

Teringat dengan sekar/tembang Macapat, utamanya pada sekar Durma dan Pangkur. Durma membabar watak semangat mencurahkan segala kemampuan dalam berdharma. Mengaktualkan potensi diri demi kejayaan bersama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline