Kompasiana yang baik, simbok kebun menitipkan catatan harian Melongok Cagar Budaya Pegadaian Tempel, Yogyakarta. Agar menjadi bagian cagar aksara yang tak lapuk oleh waktu. Monumen perjalanan lembaga perkreditan bangsa kita. Menghidupi nilai budaya sarana penguatan kepribadian bangsa.
Cagar Budaya Pegadaian Tempel
Mondar-mandir jalur Magelang-Yogyakarta, ingin menorehkan seutas catatan harian. Kali ini tentang Cagar Budaya Pegadaian Tempel.
Selaku pemblusuk tanpa selera khusus, mata selalu tergoda saat terlihat plang penanda cagar budaya. Apalagi lokasi sangat strategis mudah dijangkau di tepian jalan raya.
Jalur utama perjalanan dari Magelang, Jawa Tengah menuju ke Daerah Istimewa Yogyakarta, berujung di Kecamatan Salam. Disambut oleh tugu perbatasan antar Provinsi. Kita akan memasuki Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman, DIY. Yup mudah diingat dengan Salam-Tempel.
Nah begitu kita melewati tugu perbatasan, mari palingkan pandang ke sebelah kiri. Kawasan pasar Tempel maju sedikit, inilah area perkantoran Pegadaian Tempel dan Cagar Budaya Pegadaian.
Kantor Pegadaian berada pada bidang lahan dengan posisi sedikit di bawah jalan raya sekarang.
Mampir dua kali, pertama pada hari libur sehingga hanya melongok dari luar pekarangan. Melintas lagi saat hari kerja, mampir mohon perkenan petugas keamanan untuk melongok eks kantor pegadaian.
Kantor yang sekarang aktif, tepat menghadap jalan raya, menempati eks rumah dinas kepala pegadaian pada era lama.
Bangunan utama sangat luas dengan deretan loket penerimaan dan pengembalian barang gadai. Terbayang ramainya kegiatan saat itu. Setiap loket terdiri dari sepasang bukaan dengan ukuran mungil.