Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

Kisah Jawan Padi, Menjulang dan Dicampakkan

Diperbarui: 2 Agustus 2020   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jawan padi menjulang (dok pri)

"Silau mata oleh penampilan ya, sosok menjulang itu pada saatnya akan dicampakkan, mari belajar dari Jawan Padi", ajak Limbuk.

Jawan Padi memikat menjulang

Limbuk masih terpana, mengagumi malai yang menjulang merimbun penuh bulir dengan warna memikat di hamparan padi. Batinnya menggumam, nah ini jenis unggul, tampil lebih dari kebanyakan. Mata wadagnya hampir meredupkan mata batinnya.

Dihampirinya Paman Petani yang sedang menjagai hamparan padi, berbincang di dangau sawah. Terperanjat mendengar penjelasan Paman Petani. Bahwa sejatinya si jawan padi yang memikat menjulang adalah gulma pengganggu.

Jawan padi memikat (dok pri)

Mari kenali lebih lanjut. Tumbuhan menjulang ini adalah Echinochola cruss-galli yang memiliki sebutan lain Panicum crus-galli. Salah satu gulma utama pada tanaman padi. Memiliki adaptasi yang luas pada daerah tropis dan subtropis dengan kondisi lingkungan yang bervariasi.

Rumput ini banyak dijumpai di Indonesia. Para dulurs tani mengenalnya dengan nama gagajahan (Sunda), jajagoan, padi burung, jawan padi, parikejawan, suket ngawan.

Menjulang dan dicampakkan

Bila si jawan padi ini gulma pengganggu, mengapa tidak dicabut dari awal? Seraya tersenyum Paman Petani berkata bahwa penampakan jawan padi muda sangat mirip dengan padi utama yang ditanamnya.

Tanpa pengenalan yang benar, malah dapat menyebabkan keliru cabut. Akar tanaman padi dan si jawan padi sering saling membelit, sehingga pencabutan jawan padi malah berpeluang menyebabkan si padi ikut tercabut.

Tumbuh bersama itu dapat saling memacu. Jawan padi cukup rakus menyerap hara dari dalam tanah. Untuk bertahan hidup, padi yang sesungguhnya terdorong berakar lebih dalam untuk mencukupi makanannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline