Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

Tiga Perempuan di Kanal Thu Bon

Diperbarui: 21 April 2020   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan di kanal Thu Bon (dok pri)

Perempuan sepuh. Siaga di sampan berlenterakan bunga seroja. Menatang penumpang, mengangsurkan pelampung. Ini cara kami mensyukuri malam. Mari kuhantarkan susuri kanal Thu Bon. Kan kuceritakan dongeng panjang kejayaan pelabuhan. Racikan bauran persinggungan tata krama antar bangsa.

Seorang perempuan sepuh rela arungi ribuan mil. Asanya menyesap aura warisan budaya dunia. Bersitatap dengan perempuan bersampan. Menyendengkan telinga pada kanal tua yang tak lelah membisikkan dongeng. Sesama penyuka estafet tradisi.

Perempuan muda. Menyusup lincah diantara kerumunan tepian kanal. Tak lelah jajakan jasa. Mari rasakan malam tepian kanal Hoi An. Cicip kenangan kota tua. Angsurkan peminat kepada perempuan sepuh bersampan. Tak lupa sertakan lampion kertas kecil redup.

Mata awas perempuan muda menatap siaga perempuan sepuh di tepian kanal. Menelisik muasal membabar warta. Siratkan bangga akan warisan budaya yang diembannya.

Bocah perempuan penjaga lampion (dok pri)

Bocah perempuan mencakung di tepian kanal. Tangan mungilnya tiada henti merakit lampion kertas. Penerus estafet penjaga kelestarian budaya. Senandungkan Kota kecil dan kanal tua warisan leluhur kujaga dengan jiwa.

Lampion kertas siap larung (dok pri)

Tiga Perempuan di Kanal Thu Bon. Tak menyoal emansipasi. Saling terajut oleh cinta tradisi. Estafet lampion kertas kecil lintas generasi satukan harap. Berarak larung menuju samudera lepas. Lestari budaya Hoi An warisan dunia.

"Mari meneruskan semangat Kartini. Mari merawat Warisan Dunia"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline