Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

Menyelisik Kearifan Lokal "Pageblug", "Ajian", dan "Mesu Diri" dalam Kaitannya dengan Pandemi Covid-19

Diperbarui: 1 Oktober 2020   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustasi (Shutterstock via KOMPAS.com)

Artikel ringan ini tidak hendak menyoal persebaran, daya serang Penyakit coronavirus (Covid-19), karena banyak artikel dari pakar yang kompeten. Hanya akan menyelisik fenomena pageblug, ajian, dan mesu diri yang sering diceritakan oleh para leluhur.

Tentunya dengan perspektif kekinian agar tetap kontekstual. Menyorotnya dari sisi lain semoga menjadi bagian keteduhan informasi santun. Menyelisik kearifan lokal kekayaan Nusantara.

Pageblug dalam Perspektif Kekinian
Pageblug, kosa kata yang menghadirkan rasa miris pada zamannya. Merujuk pada bencana yang bersifat massal dalam waktu yang hampir bersamaan. Umumnya berkenaan dengan wabah penyakit yang penularannya sangat cepat. Mengait kepanikan massal.

Para bijak mengatakan terjadinya perubahan keseimbangan kosmik. Goncangnya tatanan alam dan merasuk kehidupan bersama. Merasuk sembari merusak apabila tidak ditangani dengan apik. Hingga akhirnya terbentuk keseimbangan baru.

Sejarah mencatat deret aneka pageblug yang mengguncang dunia. Bukan hanya masalah medis namun merambah ke semua aspek kehidupan. Tatanan sosial dihembusnya. Sendi perekonomian digoyangnya.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan penyakit coronavirus (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus baru yang belum teridentifikasi sebelumnya pada manusia. Juga disebut: 2019 Novel Coronavirus, 2019-nCoV.

Bermula dari Kota Wuhan, Republik Rakyat Tiongkok (China). Kini merebak ke seluruh penjuru dunia. Menjadi pandemi Covid 19 global. Setiap negara terpanggil dan dihimbau untuk melakukan penanganan dan penanggulangan secara bersama. Protokol disusun dan disesuaikan sesuai dengan karakter khas wilayah.

Menelisik gelombang pemberitaan, respons masyarakat, parade kecemasan rasanya tak jauh dari esensi pageblug yang dikenal oleh para leluhur. Kosa kata yang juga sering disalahartikan entah sebagai kutukan ataupun hukuman. Kosa kata yang juga dihembuskan saat perebutan kekuasaan antarkerajaan dalam sejarah.

Belajar dari tatanan leluhur, mengantisipasi, menerima dan menyikapi pageblug dengan bijaksana. Membaca tanda alam sebagai antisipasi. Mendasari perakitan sistem peringatan dini (early warning system). Menerima sebagai bagian pepesthen yang disikapi dan diselesaikan dengan arif.

Organisasi Kesehatan Dunia menjelaskan, serangan virus yang menyebabkan penyakit saluran pernapasan (seperti flu). Gejala awal mirip batuk, demam, dan pada kasus yang lebih parah, pneumonia.

Perlindungan dasar dengan sering mencuci tangan secara rutin. Penderita batuk menggunakan masker untuk menghambat penularan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline