Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

"Sanepan", Raden Mas Taruna Pangarsa Sugiharta

Diperbarui: 24 Oktober 2019   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Metode komunikasi pada masyarakat majemuk tak dapat disampaikan dengan satu cara yang universal. Adakalanya disampaikan dengan cara sanepan atau kiasan. Apalagi pada suasana gaduh, ada kecenderungan teracik kata-kata yang potensial melukai.

Mari simak sanepan, Raden Mas Taruna Pangarsa Sugiharta. Siapa yang tak kenal? Beliau kawentar di jagad kebun agung Nuswantara. Dari mayapada dunia maya hingga arcapada dunia nyata. Sahabat dengan akrab memanggilnya dengan Mas Atok atau Mas Totok.

Sebutan Raden Mas (RM) merujuk pada muasal strata sosial. Bukan hanya gelar kebangsawanan. Tidak melulu pada warna darah ataupun kekentalannya. Bisa jadi merujuk pada kepangkatan.

Terkadang juga melekat dengan tempat padhepokan seseorang saat nyantrik berguru. Atribut Raden Mas yang merbawani, menebarkan aura patut dijadikan kiblat.

Nama Taruna alias Muda menjadi penanda belum tingkatan madya apalagi wreda. Pada umumnya berkenaan dengan tataran umur. Menyisipkan kesan energik, trengginas, inovatif kreatif.  

Tabloid 'Muda Taruna' menjulukinya sebagai Rajawali muda yang pemberani. Kaya dengan ide-ide spektrakuler dan mampu menerapkannya dalam kancah dunia nyata. Menjadi inspirator bagi generasinya.

Wartawan majalah mode nan modis tak lelah membuntutinya. Menempatkan taruna tersebut menjadi trend setter para kawula muda. Gadget yang dipakainya segera menjadi mode.

Gawai yang di tangan beliau memang digunakan sepenuhnya untuk menjalankan tugasnya sebagai pangarsa maupun bisnisman, menjadi semacam 'gadget gaya' di tangan folowernya. Sembari menentengnya masing-masing bermimpi dan bergaya seolah duplikat R.M. Taruna Pangarsa Sugiharto.

Sebagai Pangarsa alias pemimpin nan taruna sekaligus sugiharta, beliau memiliki gaya kepemimpinan yang khas. Menerapkan ajian Panca Setya yang merangkum elemen setya budaya, setya wacana, setya semaya, setya laksana serta setya mitra. Kalau dibabar bisa satu buku.

Gaya kepemimpinan yang merasuk sebagai nilai pribadi yang menjadikannya dicintai oleh kawan dan disegani oleh lawan-nya. Hampir setiap semester, profil dan kiprahnya menghiasi majalah 'Pemimpin yang Memimpin'.

Gaya kepemimpinan Mas Totok tak jarang diimitasi oleh para pangarsa dadakan atau jadian instan dengan model memba-memba alias menyerupai tetapi tidak sama. Tiruan yang akan terkuak oleh ujian waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline