Mendapat warta dari sahabat, acara purnaman pada masa penghayatan bulan keluarga. Warga berkegiatan di malam bulan purnama di area terbuka. Bonus acara kembul bujana makan bersama.
Mengingatkan kepada masa kecil kami dahulu. Setiap bulan purnama dan cuaca cerah, kami bersukaria dengan alam dan sesama. Keluarga berbondong keluar rumah, bersantai secara komunal.
Tembang dolanan, lagu permainan yang pada dasarnya pantun sederhana bergema. Ajakan untuk bersama menikmati bulan purnama. Menunda tidur awal dan bercengkerama dengan keluarga bahkan tetangga.
Yook prakanca dolanan neng njaba. Padang mbulan, padange kaya rina. Rembulane sing ngawe-awe. Ngelikake aja padha turu sore.
(Mari teman-teman bermain di halaman. Bulan purnama terangnya laksana siang. Rembulan membujuk, jangan tidur saat masih sore)
Tradisi Purnaman
Ketatawian alam sungguh teratur. Sebulan lamanya bulan mengitari bumi. Ada saatnya bulan tak terlihat dari posisi kita. Terlihat bulan sabit awal, bulan separuh hingga bulan purnama.
Bulan purnama bukan hanya peristiwa alam tanpa makna. Suasana benderang di malam hari tanpa panas menyengat. Menebarkan aura damai, terjadi pelepasan rasa stress.
Saatnya titah manusia sejenak beristirahat dari kelelahan bekerja. Suasana riang membuatnya santai menikmati keelokan purnama.
Keluarga demi keluarga keluar rumah, hingga terbentuk kesatuan pola, mengapa tidak berkumpul bersama. Awal dari tradisi purnaman. Setiap individu adalah bagian dari masyarakat, komponen alam dan berada di bawah kedaulatan Sang pencipta.
Bersukaria bersama Alam dan Sesama