Sekelompok warga lanjut usia atau lebih dikenal dengan adiyuswa, menanti kehadiran seorang anggotanya. Segera setumpuk Tabloid Adiyuswa berpindah tangan. Rona bahagia menghiasi para adiyuswa, bergegas membuka rubrik kesukaan masing-masing untuk membacanya.
Suara keresek lembar tabloid yang dibuka menghantarkan nada merdu. Menyela kegiatan asik beliau-beliau, menyapa dan bertanya mengapa beliau senang menanti kehadiran Tabloid ini. Beragam jawaban diantaranya secara bergurau menjawab biar update, menunda pikun, meretas kebosanan.
Alasan adiyuswa senang membaca
Adiyuswa, usia yang indah, usia yang adi atau berharga. Pertambahan usia yang disyukuri dengan tetap menyadari ada kalanya dibarengi penurunan fungsi fisik. Tidak ada alasan untuk tidak merasa bahagia, salah satunya mari membaca menguarkan rasa bahagia. Ini beberapa alasan beliau adiyuswa gemar membaca:
Agar update melalui peningkatan pengetahuan dan kreativitas. Kebutuhan update bukan hanya milik generasi kekinian, para sepuh pun tidak mau ketinggalan zaman. Peningkatan pengetahuan, merawat pengetahuan yang sudah dimiliki dan menggabungkannya dengan penambahan wawasan baru. Kreativitas berkembang dengan update pengetahuan.
Meretas kebosanan. Bertambahnya usia dibarengi dengan perubahan kekuatan fisik dan pengurangan aktivitas produktif. Tanpa pengelolaan yang tepat, longgarnya waktu menghadirkan kebosanan. Salah satu cara meretas kebosanan adalah dengan membaca. Aktivitas sederhana dengan manfaat luar biasa.
Menunda pikun. Sesanti para pegiat Alzheimer adalah jangan maklum dengan pikun. Begitu sering kita membuat permakluman atas nama pertambahan usia. Maklumlah lupa kan beta sudah tua, sedikit pikun tak apalah, namanya juga opa oma. Eyang sedikit pelupa lumrah kan, dan ucapan lain senada.
Ternyata bukan rumus baku, begitu banyak orang sepuh yang ingatannya tetap tajam. Membaca memacu otak tetap bekerja, lupa dan pikun menjadi tertunda. Mengurangi risiko pikun berpeluang terhindar dari penyakit Alzheimer.
Tabloid Adiyuswa merawat minat baca para sepuh
Tidak cukup banyak bacaan yang menyasar segmennya khusus adiyuswa. Salah satu bacaan ibu di rumah adalah tabloid adiyuswa. Tabloid Adiyuswa merupakan media komunikasi, informasi, dan edukasi yang diterbitkan oleh Sinode GKJ. Terbit 12 halaman dan beredar setiap akhir bulan.
Bacaan yang ditunggu banyak adiyuswa dari aneka penjuru Nusantara. Bahkan beberapa mengirimkannya kepada sesepuh di manca negara yang rindu membacanya. Banyak pembacanya belum termasuk usia lanjut, ada yang langganan untuk membacakannya bagi para sepuh.
Mengikuti perkembangan zaman, tabloid ini juga dikelola dengan profesional. Penyesuaian jumlah halaman agar harga tetap dapat dijangkau oleh pembaca. Sejumlah tabloid diagihkan untuk komunitas pembaca tanpa harus mengganti ongkos produksi. Tulisan dimohonkan dari para penulis yang menyediakannya secara sukarela dan sukacita.
Mengikuti kaidah tabloid, ukurannya standar, mudah dipegang, dilipat serta dilihat tanpa nylempit atau terselip. Ukuran huruf, paduan gambar dan susunan huruf disesuaikan dengan kebutuhan fisik dan kenyamanan segmen pembacanya. Begitupun sajian menu dalam perubrikan.