Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

Eksotisme Kopai, Nukilan Budaya Osing Banyuwangi

Diperbarui: 8 Februari 2019   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopai Osing, Budaya Lokal Banyuwangi (dok pri)

Pesona Banyuwangi pewakil Putra Fajar Pulau Jawa (sunrise of Java) tiada tara. Eksotisme G. Ijen dengan fenomena blue fire. Sebut saja Taman Nasional Baluran, little African in Java. Kemolekan jajaran pantai Selatan. Hingga uniknya kebudayaan lokal khas Osing. Salah satunya: Kopai Osing, nukilan budaya Banyuwangi nan wangi.

Genjah Arum Kaerifan Lokal Banyuwangi

Saat berkunjung ke Banyuwangi April tahun lalu, saya minta tolong mbak Maya empunya penginapan untuk menatakan kunjungan ke Sanggar Genjah Arum. "Hwaduh, empunya sanggar tidak membuka papan untuk kunjungan umum" sahutnya.

Esok harinya melalui mbak Magda mendapat khabar dapat diterima di Genjah Arum tengah hari.

Desa Adat Osing Kemiren (dok pri)

Kami melaju mendaki lereng Ijen ke Desa Kemiren. Sambutan gerbang dengan penanda desa adat Osing. Mendapati sanggar Genjah Arum dengan pintu gerbang tertutup. Menanti sejenak dibukakan gerbang oleh staf sanggar. Dipersilakan menikmati kawasan seraya menunggu Bapak Setiawan Subekti yang empunya.

Gerbang Genjah Arum (dok pri)

Genjah Arum, membelai pendengaran. Merupakan nama jenis padi lokal khas Banyuwangi. Genjah penanda umur pendek, jenis padi berumur pendek dan menguarkan aroma harum saat ditanak.

Jenis yang kian sulit didapat sehingga harus dilestarikan sebagai kekayaan plasma nutfah padi lokal. Nama yang disematkan ke Sanggar, penanda sang empunya memiliki kecintaan dengan budaya lokal.

Sanggar Genjah Arum (dok pri)

Kawasan yang cukup luas dengan beberapa rumah adat Osing Banyuwangi. Rumah terdepan dijadikan semacam museum. Rumah yang lain menjadi semacam pendapa untuk pertemuan. Terpikat dengan rumah yang ditata menjadi pusat rumah kopi.

Setiawan Subekti, Tester Kopi Tingkat Dunia
"Selamat datang, sangat lama tidak jumpa, rasanya lebih dari seperempat abad lalu" sapa beliau grapyak ramah. Datang ke Banyuwangi tanpa ngopi serasa belum sah, yook coba kopai Osing khas lereng Ijen. 

Diajaknya kami ngobrol di rumah kopi. Ditepisnya sapaan 'Pak', panggil nama saja. Walah sama tuanya kurang terbiasa njangkar, memanggil nama tanpa sebutan, jadilah sapaan Mas Iwan.

Setiawan Subekti tester kopi Internasional (sumber: ngopibareng.id)

Mengalir deras cerita kopi dari beliau, dengan pancingan tanya posisi kopi Indonesia di kancah global. Melanglang buana menjadi tester kopi tingkat dunia, membuatnya menyatakan kopi Nusantara memiliki ceruk penggemar khasnya. Begitupun kopi Banyuwangi.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline