Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

Belajar Harmoni dari Taman Wisata Alam Angke Kapuk

Diperbarui: 12 Januari 2019   15:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Wisata Alam Angke Kapuk (dok pri)

Alam takambang jadikan guru. Pepatah yang menggambarkan alam sebagai sekolah kehidupan. Mari tilik, belajar harmoni dari Taman Wisata Alam Angke Kapuk.

Memasuki gerbang Taman Wisata Alam Angke Kapuk serasa melangkah ke gerbang sekolah alam. Cukup membayar tiket Rp 25.000 per orang dan parkir kendaraan 10.000. Betapa dari lingkungan pembuangan sampah kini tampil menjadi ekowisata mangrove yang cantik.

Harmoni muara hutan mangrove

Muara sebagai ekosistem marin yang khas. Gradasi yang membuat aliran air dari daratan serasa berhenti. Melepaskan aneka beban terlarut dalam air. Gerakan pengendapan yang dibarengi pelumpuran.

Harmoni ekosistem muara (dok pri)

Pertemuan air tawar dengan air asin lautan menghasilkan air payau. Kandungan garam yang tak mampu ditolerir oleh semua jenis tumbuhan. Ditingkah gerakan pasang surut air laut yang memerlukan daya tahan kuat.

Hutan mangrove adalah wujud harmoni muara. Dangkalan dengan karakteristik khas. Perpaduan tetumbuhan dengan faunanya. Keberadaan mangrove juga menjadi penahan abrasi gerusan gelombang pantai atas daratan. Begitupun hutan mangrove di kawasan Angke, kemasan wisata alam yang mengajarkan harmoni.

Harmoni Flora

Selepas areal parkir, pengunjung akan disapa ramah petugas pemeriksa tiket. Pertanyaan adakah pengunjung membawa kamera profesional? Penggunaan kamera DSLR akan dikenai tambahan tarif. Kami cukup bermodalkan kamera HP.

Belajar harmoni (dok pri)

Sajian jajaran aneka jenis flora penghuni kawasan mangrove dimulai. Semisal jenis tumbuhan api-api, nyirih, bakau, lindur maupun pidada. Setiap jenis memiliki daya adaptasi sendiri. Bakau tampil gagah dengan kekuatan akar tunjang bagaikan cakar mencengkeram dasar. Tampil di barisan terluar menghadang gempuran ombak.

Harmoni flora (dok pri)

Terbayang beberapa jenis tumbuhan yang menyaring garam pada akarnya. Harus tumbuh di air bergaram sementara kebutuhannya adalah air tawar yang langka, selain menadah hujan. Jenis lain harus menyalurkan kelebihan garam dari tubuhnya melalui penumpukan di daun tua dan menggugurkannya.

Keragaan bentuk daun dan perakarannya menghasilkan gradasi pemandangan. Menggoda setiap pengunjung untuk menyentuh dan mengabadikannya. Tak harus berpusing ria dengan aneka nama latin yang tertera. Mari nikmati saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline