Pangeran Diponegoro, salah satu pahlawan Nasional fenomenal bangsa Indonesia. Menunggang kuda, tampil gagah melawan penjajahan. Jejak patriotismenya tersebar melalui sematan nama jalan hampir di semua kota besar.
Kala kita menyoal sejarah perang Diponegoro, yang melekat paling umum adalah rentang masa 1825-1830. Rentang singkat 5 tahun yang menorehkan semangat perjuangan yang berakar kuat. Salah satu monumen yang terkait adalah Gua Selarong.
Gua Selarong dan Tebing Gamping
Gua Selarong menjadi monumen dimana Pangeran Diponegoro beserta staf merakit strategi peperangan. Berada di Dusun Kembangputihan, Pajangan, Bantul. Sedikit minggir dari pusat pemerintahan Yogyakarta. Mempergunakan cara pandang dan ketersediaan teknologi termasuk komunikasi, sungguh mengagumkan bagaimana strategi dirakit dari tebing gamping.
Napak tilas menyerap keteladanan P. Diponegoro di Gua Selarong sangat menarik. Akses menuju lokasi cukup mudah, berada di dekat kawasan wisata industri keramik Kasongan. Papan penunjuk arah maupun kemulusan jalan sangat membantu pengunjung.
Memasuki gapura selamat datang sekaligus pos retribusi pengunjung diarahkan ke areal parkir yang cukup luas. Saat liburan sekolah menurut petugas banyak bus rombongan murid yang berkunjung. Saatnya menapaki jalan di kaki punthuk atau gundukan bertebing gamping.
Posisi gua berada di punggung tebing. Tempat strategis untuk menyepi sekaligus memantau pergerakan di bawah. Mari mendaki berpuluh tangga. Bagi pengunjung yang giat berolah raga, deretan tangga ini bukan penghalang.
Demi kenyamanan pengunjung sekaligus upaya konservasi mengurangi erosi dan longsor, lereng menuju tebing ini diperlengkapi dengan banyak teras bangku. Apabila pendaki merasa lelah bisa sejenak duduk di ayunan ataupun bangku taman yang menghiasi teras. Sesekali melongok ke bawah menikmati rimbun hijau pepohonan.
Pendakian berakhir di selasar utama gua. Papan penanda Gua Selarong berada di tengah dengan penjelasan singkat tentangnya. Terdapat dua gua yaitu gua putri dan gua kakung. Gua kakung menjadi tempat beristirahat bagi P. Diponegoro. Sedangkan gua putri didiami R. Ayu Retnaningsih, garwa ampil P. Diponegoro yang setia.
Bagi para teruna ataupun yang berjiwa muda dengan fisik kuat masih dapat mendaki lagi terdapat menara pandang di puncak. Mari melipir ke ujung tebing. Luar biasa terdapat air terjun alami yang sungguh elok. Sayang saat kunjungan, debit air terbatas. Terbayang gemericiknya kala cukup debit air. Tercurah grojogan di badan tebing yang masih tertutup rapat dengan vegetasi.
Pergolakan hati P. Diponegoro