Lihat ke Halaman Asli

Suprihati

TERVERIFIKASI

Pembelajar alam penyuka cagar

Memaknai Peribahasa "Bathok Bolu Isi Madu"

Diperbarui: 9 Mei 2018   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bathok bolu-tempurung kelapa berlubang tiga (sumber:iwanmuljono.blogspot)

"Bathok bolu isi madu" bukanlah sejenis kue bolu yang berisi madu. Ini adalah salah satu peribahasa dalam bahasa daerah Jawa. Kata bolu merupakan akronim dari "bolong telu". Kosa kata harafiahnya "bathok bolong telu isi madu", tempurung kelapa berlubang tiga berisi madu. Pesan atau makna apa yang hendak disampaikan?

Harmoni

"Bathok bolong telu" mengapa menjadi "bathok bolu"? Salah satu pakem dalam peribahasa adalah keindahan susunan kata. Mengejar harmoni, ditata aturan "guru wilangan" atau jumlah suku kata serta "guru lagu" kesamaan bunyi atau sajak. "Bathok bolu, isi madu" jatuh pada jumlah suku kata 4 -- 4, serta sajak u -- u.

Betapa untuk menyampaikan pesan, tetap harus terkemas dalam harmoni. Pesan terbungkus dalam peribahasa sederhana namun tetap terkemas apik. Pesan dalam kemasan sastra.

Memaknai "Bathok Bolu Isi Madu"

"Bathok" atau tempurung kelapa yang biasanya berlubang tiga saling berdekatan, merujuk pada kesederhanaan. Sedangkan madu merujuk pada karya agung penuh khasiat yang dihasilkan oleh lebah. Aneka keunggulan peran madu telah dikenal oleh leluhur kita.

"Bathok bolu isi madu" merangkum makna tampilan luar sederhana berisikan sesuatu yang sangat berharga. Peribahasa yang digunakan untuk menggambarkan, seseorang yang terlihat biasa-biasa saja namun memiliki kepandaian, kearifan dan keluhuran budi yang sangat berharga.

Ungkapan "bathok bolu isi madu" tidak akan pernah muncul di awal perjumpaan. Pengakuan seseorang adalah pribadi 'berisi' atau 'linuwih' berbalut kesederhanaan, muncul melalui pengenalan dan kejernihan penerimaan. Jauh dari prasangka dalam proses pengenalan.

Pernyataan "bathok bolu isi madu" di satu sisi adalah pernyataan penghargaan kepada seseorang yang dinilai sangat berharga dalam kemasan kesederhanaannya. Dimensi lainnya, seseorang yang berani menyatakan "bathok bolu isi madu" kepada seseorang, juga menyiratkan bahwa sang penilai memiliki cara pandang yang lebih menilik hati dari pada rupa.

Bukan hanya masalah penghargaan, peribahasa ini juga mengajak kepada setiap orang untuk tidak mudah memberikan penilaian hanya dari tampilan luar. Senada dengan jangan menilai isi buku dari tampilan sampulnya.

"Bathok Bolu Isi Madu" zaman now

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline