Kenangan masa kecil kami, saat Ibu hendak memasak sayur labu siam ataupun gambas/oyong/ceme diajaknya kami ke kebun dan memetik buah dari para-para alias anjang-anjang tanaman dari jalinan bambu.
Kini, dengan kian sempitnya pekarangan di kawasan hunian, bagaimana hendak menghadirkan seni berkebun ala para-para alias janjang? Maraknya gerakan urban farming, kita bisa menghadirkan kembali sensasi berkebun model para-para dengan aneka pergola dengan rancangan cantik maupun yang praktis.
Para-para alias anjang-anjang tanaman
Beberapa jenis tanaman merambat penghasil sayuran buah semisal labu siam, bligo, ceme menghendaki model penanaman para-para agar buah mudah dipanen.
Ada masanya dahulu kakek nenek membiarkan tanaman merambat pada pohon tinggi tanpa pengaturan para-para, namun hal ini mempersulit cara panen.
Pada awalnya para-para dibuat dengan palang bambu melintang membujur yang diikatkan pada pohon. Kini banyak pelaku budidaya membuat para-para dengan lebih indah dan praktis untuk memanen hasilnya. Bila diperhatikan dengan cermat, warna dan variasi bentuk buah yang dipanen ini juga cantik menarik dan berpotensi memperindah pekarangan selain menjadi sumber masakan bahkan tambahan penghasilan keluarga.
Seni Berkebun dengan Bercocok tanam ala Pergola
Memadukan seni berkebun antara hasil produksi panenan dan keindahan menginspirasi para pelaku bercocok tanam memodifikasi model para-para. Kini banyak tersedia model pergola dengan rancangan cantik dan praktis dengan bahan non bambu agar lebih awet tidak terlalu sering membongkar pasang. Mulai dari bahan berat hingga ringan lentur tersedia di pasaran.
Bila biasanya pergola dihiasi oleh tanaman merambat dengan suguhan keindahan bentuk dan warna bunga, kali ini disuguhkan pergola dengan aneka sayuran merambat oleh-oleh dari Soropadan Agroexpo yang secara rutin digelar tahunan di wilayah Magelang.
Salah satu tanaman yang sedang ngetren adalah labu atau waluh. Dari antara varian ukuran, bentuk buah dan warna diantaranya adalah waluh golden mama dengan ukuran relatif kecil dan warna oranye ngejreng cemerlang.
Berbentuk bulat gepeng. Warna jingga oranye menandakan keberadaan beta karoten yang bermanfaat untuk kesehatan untuk menangkal radikal bebas. Ukuran yang mungil selain eksotik juga tidak membuat pemiliknya khawatir kejatuhan buahnya.
Tertarik dengan tanaman pare? Buah pare bervariasi indah dalam ukuran dan polanya dari yang halus semisal pare welut hingga yang bertekstur butiran permata.
Tampilan buah yang menjuntai dengan gradasi warna muda yang hijau, hingga hijau menguning bahkan menjingga saat menua kadang merekah menyembulkan bijinya yang berwarna merah cemerlang dan akan siap ditanam ulang. Tanaman pare ini bisa ditanaman dengan model pergola.
Buah hati suka makan dengan sayur sup misoa gambas? Mengapa tidak menanam sendiri. Gambas/oyong/ceme tak kalah indah menghias pergola dengan buah panjang bergeligir. Pekarangan indah, teduh sekaligus berdaya guna.
Masih ingat tanaman bligo atau kondur dengan warna buah hijau memutihnya? Buah pating grandul-nya menghiasi pergola di expo Soropadan siap untuk direplikasi di pekarangan para pekebun.